GARDANASIONAL, CILACAP – Sebanyak 12 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kasus tindak pidana terorisme dipindahkan ke Pusat Deadikalisasi (Pusderad) melalui Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Terorisme Kelas IIB yang berada di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019).
Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deadikalsiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, mengatakan pemindahan itu merupakan upaya memberikan kesempatan kepada WBP untuk menunjukkan kemampuan dalam mempelajari pengetahuan, pemahaman, dan keahlian baru sehingga dapat menjadi individu yang moderat.
“Agar para narapidana terorisme (napiter) yang sudah menjalani assessment menjadi individu yang reintegrasi di masyarakat nanti,” ujarnya di Cilacap, Selasa (5/11/2019).
Pemindahan 12 WBP tersebut dilakukan sesuai dengan assement dari berbagai pihak, di antaranya BNPT, Detasemen Khusus (Densus) 88, dan lembaga psikologi dari Universitas Indonesia.
“12 orang WBP ini telah memenuhi syarat untuk dipindahkan ke Pusderat,” tegasnya.
Hendri berharap, pemindahan itu menjadikan pribadi WBP lebih baik. Sehingga saat kembali ke masyarakat seperti kondisi pada umumnya. Karena itu, Pusderat Sentul bakal membekali pelatihan terhadap warga binaan.
“Saya melihat ini suatu hal yang luar biasa pada program deradikalsiasi yang telah dilakukan selama ini,” katanya.
Selama di Pusderat Sentul, para WBP kasus terorisme setiap harinya bakal menjalani kegiatan sekolah seperti pada umumnya menempuh pendidikan formal. “Hari Senin pelajaran wawasan kebangsaan. Selasa materi keagamaan, Rabu wawasan kewirausahaan. Kamis, ilmu psikologi dan Jumat WBP mungkin melakukan olahraga. Jadi tidak terasa, satu tahun dua tahun tentunya akan merasa cepat bagi mereka untuk segera keluar (bebas) dan kembali ke Masyarakat,” terang Hendri.
Tak hanya materi kelas, para WBP juga dibekali pembinaan keterampilan, dilaksanakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Pusderat Sentul, mulai dari pertanian, otomotif, kerajunan, dan lainnya.
“Pertengahan bulan ini kita optimalkan operasionalnya. Selain itu WBK ini juga diberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya,” katanya.
Tak hanya Lapas Sentul, Hendri juga meninjau Lapas di Nusakambangan, salah satunya Lapas Kelas IIA Super Maximum Security (High Risk) Pasir Putih. Hal itu, melihat permasalahan yang dihadapi para Kepala Lapas (Kalapas) dan jajarannya dalam membina para WBP tersebut.
Hendri juga berkesempatan melihat program deradikalisasi yang dilakukan Subdit Bina dalam Lapas BNPT dengan memberikan materi wawasan keagamaan yang dilakukan oleh tokoh agama terhadap WBP yang menjalani pembinaan.
Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, mengatakan proses pemindahan WBP dari Nusakambangan ke Pusderad Sentul sudah melalui proses yang berlapis dan panjang. Nanti para WBP, selain ditangani pihak Lapas Khusus Kelas IIB Sentul, juga akan dibantu Subdit Bina Dalam Lapas Khusus Terorisme (Binlapsuster) BNPT.
Ia berharap, WBP yang dipindahkan ke Pusderad dapat mengikuti program dradikalsiasi secara rutin, agar dapat membentuk pribadi yang moderat dan berkembang secara positif baik kognitif maupun afektifnya
“Sehingga para WBP tersebut bisa mendapatkan program deradikalsiasi yang terstruktur, sistematis, terfokus dan berkesinambungan secara terpusat dalam satu lokasi,” tutupnya.