JAKARTA – Pembentukan karakter melalui pendidikan agama menjadi salah satu solusi menghadapi fenomena penyalahgunaan narasi agama.
Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis (14/7).
Ia mengatakan, pendidikan karakter penting untuk melindungi generasi muda dari ideologi transnasional, terutama ideologi hasil penyalahgunaan narasi agama yang menciptakan intoleransi atau eksklusivisme di masyarakat.
“Keislaman oleh ulama-ulama kita membawa nilai toleransi, beda sama mereka (kelompok teror) yang mau bunuh diri, melakukan kekerasan, serta mereka membenturkan antara nilai agama dan negara,” ujarnya.
“Agama memberikan kedamaian, tapi begitu mempromosikan kekerasan pasti itu memanipulasi agama,” lanjut dia.
Baca Lagi: Idul Kurban, Momentum Memangkas Sikap Intoleransi dan Ekslusif
Menurut dia, Indonesia beruntung memiliki alim ulama yang tidak hanya menjunjung tinggi nilai agama, tetapi juga nasionalisme.
Nilai agama dan nasionalisme yang berjalan beriringan, kata Boy, harus digiatkan dalam mendidik generasi muda yang rentan terpapar ideologi transnasional melalui interaksi secara langsung maupun melalui dunia maya.
Ia menambahkan jangan sampai ada oknum yang membenturkan kedua nilai tersebut, apalagi menggunakan narasi keagamaan untuk mengajarkan perilaku kekerasan yang mengarah kepada terorisme.
“Tidak ada agama apa pun yang mengajarkan kekerasan,” ujar dia.
1 komentar