PANDEGLANG – Pancasila adalah ideologi yang didalamnya mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia yaitu agama, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Bahkan lima sila pada Pancasila mengacu kepada beberapa ayat Al-Quran
“Sudah jelas bahwa Pancasila itu mengacu kepada beberapa ayat Al-Quran, jangan sampai bangsa kita ini dipecah-belah dengan menggunakan kemasan agama. Karena agama itu menyatukan, bukan memecah belah,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (Ketum PBMA), KH Embay Mulya Syarief, di Pandeglang, Sabtu (13/8).
Dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Al Quran Allah berfirman dalam Surat Al Ikhlas ayat 1 ‘Qul huwallahu Ahad’, dan Surat Al Baqarah ayat 163, ’wa ilaahukum ilaahuw waahidun laa ilaaha Illa huwar rahmanurrahiim’.
“Katakan Allah itu esa. Esa dalam Dzat dan esa dalam sifat dan perbuatan. Tuhan kalian adalah Tuhan yang Esa, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” kata dia.
Begitu juga pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dimana kata Adil dan Adab menurutnya merupakan bahasa Al quran.
Baca Lagi: Anwar Sanusi: Pernyataan Abu Bakar Ba’asyir, Mempertegas Keselarasan antara Agama dan Pancasila
Kemudian sila ketiga, Persatuan Indonesia. Yang mana hal tersebut merupakan perintah agar umat manusia jangan terpecah-belah.
“Dulu bangsa kita ini kan ada 200 kerajaan lebih, dan hampir 400 tahun kita dijajah oleh Belanda karena kita tidak bersatu. Nah ketika Allah menyatukan hati bangsa Indonesia kita bersatu. Kita bisa merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan,” kata Kyai Embai.
Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kata hikmah dan permusyawaratan ada di dalam Al-Qur’an. Sedangkan kata Wakil dari itu termasuk sifat Allah.
“Wakil itu artinya apa ? Tempat sandaran. Silakan cari di kitab suci lain pasti tidak ada,” kata dia.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ini menurutnya merupakan cita-cita. Dan sila kelima ini bisa terwujud kalau empat sila sebelumnya dijalankan.
“Jadi kelima sila itu semua merupakan kesepakatan. Dan Islam itu agama yang melarang kita untuk melanggar kesepakatan. Pancasila itu adalah kesepakatan konsensus nasional yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini,” katanya.
Menurutnya, banyak masyarakat yang belum paham terkait tadabbur Al-Qur’an. Mereka cenderung terjebak dalam kepercayaan bahwa Pancasila, demokrasi dan nasionalisme adalah thogut dan merupakan sebuah kontradiksi dalam agama.
Islam sejatinya tidak pernah mengatur terkait bentuk negara, sehingga bentuknya diserahkan kepada kesepakatan yang ada. Hal-hal inilah yang perlu disosialisasikan secara sistematis dan masif, mulai dari tingkat nasional sampai ke lingkungan RT, guna memantapkan pemahaman masyarakat terkait kekeliruan narasi kontradiksi antara agama dan negara.
”Ini perlu yang harus terus-menerus di sosialisasikan. Karena sekarang agama banyak disalahgunakan,” ujar dia.
1 komentar