SIDOARJO – Anak muda adalah salah satu kelompok masyarakat yang rentan terpapar paham radikal terorisme. Karena itu, sebagai generasi harapan bangsa harus, terus dibentengi agar menjadi pribadi yang tangguh menuju Indonesia Emas tahun 2045 nanti.
Demikian diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, saat membuka Festival lomba Aksi Musik Anak Bangsa atau “Asik Bang” di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (6/9).
“Anak muda dalam konteks ini, generasi Z dan milenial generasi sangat rentan terhadap segala bentuk paparan paham radikal terorisme. Oleh karena itu perlu sinergi dengan penerapan konsep Pentahelix,” ujarnya.
Baca Lagi: Rektor UIN Sumatera Utara: Waspada Adu Domba dan Konflik
Festival “Asik Bang” yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur dinilai sebagai salah satu sarana yang baik agar anak muda terhindar dari paham radikal terorisme melalui pendekatan seni dan budaya.
“Festival Asik Bang ini bertujuan mencegah paham radikalisme, terorisme dan intoleransi dengan cara membangun kecintaan masyarakat terhadap NKRI lewat media musik,” kata dia.
BNPT terus berupaya menjalankan program kebijakan Pentahelix dalam penanggulangan radikal terorisme, dengan prinsip kerjasama dan kolaborasi secara multipihak, yaitu dengan merangkul lima elemen bangsa, yakni Kementerian/Lembaga (Pusat dan Daerah), komunitas-komunitas (ormas, pelaku seni dan budaya), akademisi atau civitas Akademika, dunia usaha (BUMN/Badan Usaha Milik Negara maupun swasta) dan media.
Nurwakhid menjelaskan, pada program Pentahelix yang digagas BNPT, pihaknya masuk lewat komunitas-komunitas.
“Di Asik Bang ini kita masuk lewat seni dan budaya. Kita tahu kalau kelompok radikal itu tidak memperbolehkan mendengarkan musik, mereka memiliki karakter anti seni dan anti budaya maupun kearifan lokal, disitulah kita masuk,” katanya.
Konsep Pentahelix BNPT, Turunkan Indeks Potensi Radikalisme
Menurutnya dengan kebijakan Pentahelix selama 2 tahun ini, sudah menurunkan indeks potensi radikalisme. Di mana tahun 2019, semula berada diangka 38,4 persen turun menjadi 12,2 persen.
“Kami terus berharap di tahun-tahun kedepan akan turun terus,” ujar dia.
Ia menambahkan, festival “Asik Bang” akan berlanjut ke tingkat nasional. Para peserta wajib menyanyikan lagu ‘Salam Indonesia Harmoni’ yang diciptakan Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Sementara Ketua FKPT Jatim, Hesti Armiwulan, mengatakan pencegahan terorisme tidak bisa dilakukan sendiri dan dibutuhkan partisipasi masyarakat.
“Kolaborasi dan sinergi dari berbagai unsur perlu dilakukan salah satunya organisasi kemasyarakatan,” ujarnya.
Pencegahan radikalisme terorisme tidak hanya dilakukan melalui dialog atau kegiatan di dalam ruangan saja, tetapi juga bisa dilakukan dalam berbagai kegiatan, salah satunya melalui musik.
“Bisa melalui konten, kata kalimat, juga bisa dilakukan melalui musik lagu dengan narasi sebagai upaya menanggulangi terorisme,” katanya.