GARDANASIONAL, JAKARTA – Penyebaran radikalisme sepertinya sangat masif. Tak hanya masyarakat biasa saja yang terpapar, rupanya dari pegawai BUMN, polisi, ASN, hingga jurnalis juga ada.
“Jangankan BUMN, semuanya ada. Polisi saja ada kok, Polwan. Saya (sudah) ngomong sama Polri,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, di Jakarta, Senin (18/11/2019).
“Semuanya jangan bilang tidak ada. Emang tidak ada jurnalis (terpapar)? Mau saya buka siapa yang suka besuk-besuk di tempat itu?,” Suhardi menambahkan.
Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan terhadap pemaparan radikalisme di tanah air. Selain itu, melakukan pemetaan semua pihak yang terjangkit radikalisme.
“Semua kita punya petanya,” katanya.
Menurutnya, jumlah ASN yang terpapar pada masing-masing kementerian dan lembaga berbeda-beda. Meski demikian, memastikan paham radikal negatif telah menjangkiti semua lini. Untuk itu, mereduksi radikalisme terus dilakukan dan menjadi tugas BNPT.
“Artinya, tugas kita sekarang mereduksi,” ujar Suhardi.
BUMN sendiri, kata Suhardi, pemberantasannya membutuhkan pendekatan khusus. Bahkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan, seperti ceramah yang memuat materi resonansi kebangsaan.