Indonesia-Amerika Fokus Bangun Ketahanan Masyarakat Hadapi Ekstremisme di Asia Tenggara

Nasional779 Dilihat

BALI – Pertemuan antara Indonesia dan Pemerintah Amerika, telah berkontribusi bagi pembangunan strategi dan kebijakan nasional dalam Preventing and Countering Violent Extremism (mencegah dan memerangi ekstremisme kekerasan). 

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, pada kegiatan 3rd ASEAN-U.S. Regional Workshop on Preventing and Countering Violent Extremism: Community Resilience in ASEAN yang diselenggarakan pada 6-7 Juni 2023, di Bali, Selasa (6/6/2023).

“Ini merupakan yang ketiga kalinya, dimana SOMTC Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat menjadi co-host dalam ASEAN-U.S. Workshop on P/CVE,” katanya. 

“Kedua lokakarya sebelumnya telah terlaksana dengan baik, melalui identifikasi pendekatan dan praktik baik dalam membangun strategi dan kebijakan nasional, termasuk pengembangan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah Pada Terorisme,” lanjutnya.

Ia menambahkan, pertemuan itu membahas sejumlah isu penting terkait P/CVE, di antaranya pertukaran informasi perkembangan terorisme global dan regional, situasi terkini dari negara anggota ASEAN, dan perspektif pemuda dan perempuan dalam memperkuat ketahanan masyarakat.


Tak Hanna itu, juga membahas tanggapan dini serta kemitraan dalam merespon propaganda ekstremisme kekerasan atau Early Warning Early Response (EWER), dan tantangan daring lainnya.

Senada dengan Kepala BNPT RI, Mission Director USAID Regional Development for Asia, Steven Olive menyampaikan pentingnya keterlibatan banyak pihak dalam membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi kelompok ekstremisme kekerasan. 

“Oleh karena itu, lokakarya tahun ini mengangkat tema ketahanan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengantisipasi, beradaptasi, bertahan, dan pulih dengan cepat secara bersama-sama,” katanya. 

Pertemuan ini pun menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk diimplementasikan bersama oleh negara anggota ASEAN, Pemerintah Amerika Serikat, para mitra dan lembaga donor, terutama dalam meningkatkan daya tahan atau imunitas masyarakat, terutama perempuan dan generasi muda, dalam melawan P/CVE. 

Pertemuan tahunan ini diikuti sekitar 80 peserta dari negara-negara anggota ASEAN, perwakilan dari para mitra, para ahli, akademisi, organisasi internasional dan organisasi masyarakat sipil.

Untuk selanjutnya, seluruh partisipan akan mengikuti 3rd Bali Work Plan Multi-Sectoral Task Force (MTF) Meeting dan the 3rd ASEAN Partners Meeting for the Implementation of the Bali Work Plan (2019–2025) pada 8-9 Juni 2023 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *