JAKARTA – Indonesia mendorong peningkatan kerja sama pertahanan dengan Prancis agar tidak hanya terbatas pada jual beli alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga transfer teknologi, pengembangan, dan produksi bersama alutsista.
Ajakan tersebut disampaikan dalam pertemuan bersama Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto; Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi; dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna; dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sébastien Lecornu, di Paris, Jumat (21/7/2023).
“(Kerja sama) ini penting untuk membangun otonomi strategis Indonesia,” ujar Retno dalam tayangan yang disiarkan di YouTube MoFA Indonesia.
Kerja sama tersebut, lanjut Retno, sangat diperlukan untuk menjadikan Indonesia bagian dari mata rantai pasok global untuk industri strategis.
“Untuk itu, saya mendorong implementasi kerja sama joint ventures dan joint production antara Thales dan PT Len Industri,” katanya.
Tak tanya itu, Retno juga menyampaikan keinginan Indonesia bekerja sama di bidang keamanan maritim, termasuk dukungan alih teknologi dan bantuan pembangunan kapasitas oleh Prancis kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.
Indonesia juga mendorong kerja sama di bidang keamanan siber melalui kerja sama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan industri pertahanan Thales.
Sekadar diketahui, Thales Group adalah perusahaan multinasional Prancis yang merancang, mengembangkan dan memproduksi perangkat dan alat-alat di bidang antariksa, pertahanan dan keamanan.
Sementara PT Len Industri adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi, salah satunya elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut maupun udara.