MATARAM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) melihat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi tinggi sebagai lokasi radikalisasi dengan nilai Indeks potensi radikalisme tahun 2022 sebesar 13,3. Nilai indeks tersebut berada di atas rata-rata nasional yakni di angka 10.
“Kenyataan tersebut dapat kita lihat bersama dengan masih adanya penangkapan terhadap pelaku teror di Nusa Tenggara Barat,” ujar Direktur Pembinaan Kemampuan, Brigjen Pol Wawan Ridwan, ketika membuka kegiatan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 2 hari mulai 25 hingga 26 Juli 2023.
BNPT RI selaku Leading Sector penanggulangan terorisme dengan data dan fakta tersebut, akan terus membangun daya tangkal dan daya lawan masyarakat dengan mengimplementasikan vaksin wawasan kebangsaan.
Termasuk dengan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, POLRI dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Tahun 2023 ini BNPT melakukan fokus pada implementasi vaksin transformasi wawasan kebangsaan melalui penguatan paradigma nasional, penguatan 4 konsensus nasional dan penguatan wawasan nusantara sebagai landasan visional” kata Wawan.
Wawan menjelaskan, penguatan wawasan kebangsaan menjadi bagian penting mengingat tahun 2024 mendatang akan menjadi tahun politik.
“Upaya ini dilakukan dalam rangka menyambut tahun politik 2024 sebagai langkah mitigasi polarisasi dan gesekan politik di masyarakat yang menjadi sasaran pelaku teror,” kata Wawan.
Dalam kesempatan yang sama, Wawan berharap, kegiatan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, POLRI dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat meningkatkan sinergitas dan kesiapsiagaan nasional aparatur pemerintahan guna memaksimalkan upaya penanggulangan terorisme dapat berjalan secara sinergis di wilayah NTB.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman terbaik serta menjadi sarana komunikasi dan koordinasi sehingga bermanfaat dalam penanggulangan potensi ancaman terorisme di wilayah Nusa Tenggara Barat pada masa ini dan masa yang akan datang,” ujar dia.