AMBON – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Abdullah Latuapo, memandang perlu penyuluhan dan sosialisasi berkesinambungan di tengah masyarakat guna mencegah paham radikal.
“Sosialisasi dan penyuluhan harus terus-menerus disampaikan agar masyarakat, khususnya generasi muda tidak terpapar paham radikal dan anti-Pancasila,” ujarnya di Ambon, Kamis (7/9/2023).
Latuapo mengatakan, para tokoh agama di Maluku sangat berharap agar generasi muda tidak sampai terpapar dengan pemahaman dan pemikiran radikal.
“Kita semua punya tanggung jawab bersama untuk generasi muda kita. Mereka adalah penerus bangsa ini. Mereka harus terhindar dari hal-hal yang negatif,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan pentingnya hidup bersama dalam hubungan interaksi sosial, komunikasi antara sesama manusia tanpa pandang bulu.
“Karena yang kita utamakan adalah kemanusiaan sebagai mana kata mantan presiden kita Gusdur, perbaiki hubungan kemanusiaanmu dahulu, baru ketuhananmu. Karena kemanusiaan yang kita bina dengan baik, sesungguhnya di dalamnya juga terdapat ketuhanan,” kata dia.
“Sudah waktunya kita menyelamatkan generasi kita dari pengaruh kelompok radikal. Kami para tokoh agama selalu bersatu untuk selalu turun ke daerah memberikan pembinaan kepada masyarakat, khusus generasi muda,” lanjut Latuapo.