Serangan Israel Tewaskan Sedikitnya 700 Warga di Gaza dalam Serangan 24 Jam

Internasional787 Dilihat

JAKARTA – Serangan Israel makin tak terkendali di Gaza. Bahkan dikabarkan sekitar 700 warga tewas dalam serangan udara, yang dilancarkan dalam 24 jam.

Dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (25/10/2023), sekitar 704 orang tewas dalam serangan tersebut. 

Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, mengatakan ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam sehari, di dua minggu pemboman Israel.

“Ribuan keluarga langsung mengungsi. Hanya penuh puing dan puing di mana-mana,” kata seorang jurnalis Al-Jazeera, Youmna ElSayed.

“Anda bisa mendengar suara drone dan jet Israel di langit. Semua orang mengatakan, semua orang merasa bahwa tidak ada lagi tempat yang aman di Jalur Gaza,” tambahnya.

Israel sendiri mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya menyerang lebih dari 400 target Hamas. Israel mengklaim membunuh puluhan milisi dari kelompok itu.

Dalam serangan itu, Pemerintah Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu pun mengklaim tiga wakil komandan Hamas tewas. Sebelumnya, Israel berujar tak akan berhenti sampai menghancurkan Hamas.

Sementara itu, para saksi mengatakan serangan udara tersebut menghantam bangunan tempat tinggal. Beberapa di antaranya berada di Gaza Selatan, tempat di mana Israel meminta warga sipil untuk berlindung.

Satu serangan semalaman telah meratakan sebuah bangunan tempat tinggal empat lantai di kota selatan Khan Younis. Dalam laporan Associated Press (AP), ini menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya.

Di kota Gaza, sedikitnya 19 orang tewas ketika serangan udara menghantam rumah keluarga Bahloul, di mana menurut saksi, puluhan orang lainnya masih terkubur. Para pekerja menarik setidaknya dua anak keluar dari gedung yang runtuh.

Diketahui, selain membombardir wilayah tersebut, Israel telah memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar dalam apa yang disebut Netanyahu “pengepungan total”.

Lebih dari 40 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan pasokan dan kerusakan yang disebabkan oleh pemboman Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *