JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengantisipasi program robot yang berpotensi menjadi ancaman selama penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Diketahui, bot adalah aplikasi perangkat lunak otomatis yang melakukan tugas berulang melalui jaringan. Bot dapat berjalan setiap waktu tanpa harus menunggu dioperasikan secara manual oleh manusia.
“Ada satu platform (bot) yang bisa menyebarkan informasi ke satu juta orang dalam sekali klik. Kami sudah bicara terhadap platform tersebut untuk jangan luncurkan aplikasi yang itu, tahan dulu, nanti setelah pemilu kami diskusi lagi,” ujar Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kasong, di Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Usman, dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi.
Di satu sisi, Usman tak memungkiri bahwa program bot itu juga bisa bermanfaat bagi masyarakat. Di sisi lain, teknologi itu juga dapat digunakan untuk hal negatif.
Sehingga, penyebaran informasi yang terlalu masif juga menjadi perhatian Kominfo untuk diantisipasi.
“Sebetulnya, dari sisi yang positif harus kami antisipasi, apalagi yang negatif. Dia (bot) menyebar hoaks, satu juta orang termakan, kemudian belum lagi orang ini akan menyebarkan ke orang lain. Bahaya,” katanya.
Menurut dia, Kominfo akan membuat regulasi terhadap kepemilikan platform bot agar pihak yang memiliki aplikasi tersebut terbatas dalam penggunaannya.
“Misalnya, Pemerintah, aparat keamanan, dan harganya harus mahal, mohon maaf. Kami harus seleksi seperti itu, karena kalau tidak, bahaya,” kata dia.