JAKARTA – Kelompok Houthi menyatakan tidak peduli dengan keputusan Amerika yang bakal memasukkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris, yang sebelumnya sempat dicabut pada 2021.
“Keputusan ini tidak akan memengaruhi keputusan kami, dan kami akan terus mendukung rakyat Palestina untuk menghentikan pembantaian di Gaza, seperti yang dilakukan Amerika dalam mendukung Israel untuk melanjutkan pembantaian tersebut,” ujar Wakil Sekretaris Houthi, Nasreddin Amer, dikutip dari Newsweek.com, Rabu (18/1/2024).
Departemen Luar Negeri AS secara resmi mengumumkan keputusan untuk memasukkan Houthi dalam daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus (SDGT) pada Rabu (17/1/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri, Antony Blinken mengatakan kampanye Ansar Allah (Houthi), yang dimulai pada bulan November sekitar sebulan setelah serangan Hamas terhadap Israel yang memicu perang paling di Gaza, telah membahayakan pelaut, mengganggu arus bebas kapal perdagangan, dan mengganggu hak dan kebebasan navigasi di Laut Merah dan Teluk Aden.
“Penunjukan ini bertujuan untuk mendorong akuntabilitas atas kegiatan teroris kelompok tersebut,” kata Blinken.
“Jika Houthi menghentikan serangan mereka di Laut Merah dan Teluk Aden, Amerika Serikat akan mengevaluasi kembali penunjukan ini,” lanjutnya.
Namun Ansar Allah (Houthi) tak gentar dan kembali menyerang kapal kargo Genco Picardy milik AS di Teluk Aden.
Yahya Saree, Juru Bicara Militer Ansar Allah, yang menganggap dirinya mewakili pemerintah dan militer Yaman yang sah, mengatakan: “Angkatan Bersenjata Yaman tidak akan ragu untuk menargetkan semua sumber ancaman di Laut Arab dan Laut Merah dalam hak pertahanan yang sah Yaman yang terkasih dan terus mendukung rakyat Palestina yang tertindas.”
Operasi Perdagangan Maritim Inggris juga melaporkan insiden yang melibatkan drone yang menyerang kapal Genco Picardy di Teluk Aden.
Komando Pusat AS kemudian menyatakan bahwa sistem udara tak berawak yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman menghantam Genco Picardy, meskipun demikian kapal itu masih layak beroperasi dan melanjutkan perjalanannya.
Sehari sebelum serangan terhadap kapal Genco Picardy, kelompok Ansar Allah mengaku telah menyerang kapal kargo Zogravia milik Yunani saat transit ke utara melintasi Laut Merah.
Serangan terbaru Houthi atau Ansar Allah ini terjadi mengabaikan peringatan pemerintahan Biden setelah setidaknya tiga putaran serangan yang dilakukan selama seminggu terakhir oleh AS dan Inggris, dengan dukungan dari beberapa negara lain, terhadap kemampuan militer Ansar Allah di Yaman dan memicu terjadinya eskalasi lebih lanjut.
Sekadar diketahui, AS memasukkan Ansar Allah dalam daftar Organisasi Teroris Asing (FTO) pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump. Tindakan tersebut dibatalkan oleh Presiden Joe Biden hanya beberapa minggu setelah menjabat pada awal tahun 2021, dengan alasan “situasi kemanusiaan yang mengerikan” di Yaman dan kekhawatiran yang diungkapkan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan, PBB, anggota Parlemen, dan pihak-pihak lainnya mengenai dampak dari penunjukan tersebut.