JAKARTA – Presiden Israel, Isaac Herzog, mengatakan serangan udara yang diluncurkan Iran, sama dengan sebuah “pernyataan perang”. Tetapi, Israel akan menahan diri dan tidak hendak memancing konflik.
Dikutip dari Kompas, Senin (15/4/2024), Herzog mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan respons terhadap serangan Iran dan mendorong para sekutu untuk tidak menaikkan ketegangan di Timur Tengah.
“Saya cukup yakin bahwa kami akan mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melindungi dan membela rakyat kami,” kata dia.
“Jadi saya katakan, sudah tentu, hal terakhir yang diinginkan Israel di kawasan ini, sejak pembentukannya, adalah berperang. Kami mengusahakan perdamaian. Kami adalah negara damai,” lanjutnya.
Herzog menambahkan, Israel terus berupaya berdamai dengan negara-negara tetangga. “Sayangnya, ini semua dimulai pada 7 Oktober ketika proksi Iran, Hamas, melakukan pembantaian kejam terhadap warga Israel, dan sisanya adalah sejarah, kita tahu. Kita harus menempatkannya dalam perspektif. Sudah tentu kami selalu mendengar mitra dan sekutu kami. Kami menghormati pandangan mereka. Kami juga selalu mengkaji opsi-opsi kami. Dan sebagaimana saya katakan, kami akan melakukan apa saja untuk melindungi dan membela rakyat Israel,” jelasnya.
Israel sebelumnya mengatakan, sistem pertahanan udara mereka telah menggagalkan 99 persen dari sekitar 300 serangan drone dan rudal yang diluncurkan ke wilayahnya pada Sabtu (13/4/2024) malam hingga Minggu dini hari.
Iran melancarkan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan Israel terhadap bangunan Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah beberapa waktu lalu yang menewaskan dua jenderal Iran.