JAKARTA – Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bersama dengan MFAT (Ministry of Foreign Affairs & Trade) Selandia Baru berkomitmen melaksanakan penanggulangan terorisme, pada pertemuan ke-2 Joint Working Group Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.
“Pertemuan ke-2 Joint Working Group ini menunjukkan komitmen kita untuk memperkuat upaya penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan,” ujar Kepala BNPT RI, Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel, di Wellington, Selandia Baru, dikutip dari situs bnpt.go.id, Kamis (30/5/2024).
Dalam kesempatan ini, Selandia Baru mengapresiasi keberhasilan berbagai inisiatif Indonesia dalam upaya penanggulangan terorisme dan memandang Indonesia sebagai mitra penting.
Baca Juga: BNPT RI: Pelaku Terorisme, 80 Persen Dipengaruhi Dunia Maya
“Kami mengapresiasi keberhasilan berbagai inisiatif Indonesia dan memandang Indonesia sebagai mitra penting dalam penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan,” kata Duta Besar Penanggulangan Terorisme Selandia Baru, Paula Wilson.
Terdapat empat agenda dalam pertemuan Joint Working Group tersebut, di antaranya perkembangan situasi ancaman terorisme dan ekstremisme berbasis keamanan di tingkat domestik dan prioritas penanganannya.
Kemudian, perkembangan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru dalam penanggulangan terorisme, dan prioritas di tingkat regional dan multilateral.
Baca Lagi: Pengakuan Keberagaman Sudah Tertuang dalam Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Hal-hal yang menjadi sorotan adalah kedua negara memiliki perhatian yang sama terhadap isu radikalisasi online yang menargetkan para pemuda, sepakat bahwa ketahanan masyarakat merupakan aspek penting dalam upaya penanggulangan terorisme, serta berkomitnen untuk melanjutkan berbagai kerja sama di tingkat regional dan multilateral.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Selandia Baru telah menyepakati perpanjangan arrangement tentang penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan pada bulan Desember 2023.
Pertemuan ini merupakan implementasi arrangement tersebut sebagai mekanisme kedua negara untuk saling berbagi informasi, pengalaman dan praktik terbaik dalam penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan.
1 komentar