BNPT RI: Smart Bangsaku, Salah Satu Strategi Pencegahan Terorisme

Nasional938 Dilihat

BANDUNG – Kegiatan smart bangsaku merupakan salah satu strategi pencegahan terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bersama mitra yang ada di tiap provinsi yaitu FKPT Jawa Barat (Jabar).

Demikian dikatakan Teuku Fauzansyah, Kepala Seksi Penelitian dan Evaluasi pada Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, pada kegiatan Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku (Sehat Mental, Keluarga Cerdas dan Tangguh) yang digelar BNPT RI dan FKPT (Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme) Jawa Barat di Nurul Aulia Convention Center Cimahi, Bandung, Sabtu (3/7/2024).

Pada kesempatan tersebut Teuku Fauzansyah membahas tentang bahaya terorisme dan pencegahannya di kalangan perempuan dan anak. Menurut dia, ada lima ciri yang harus diwaspadai atas bahaya terorisme, yakni pertama Anti Pancasila, Bhineka Tunggal Ika NKRI.

Baca Juga: Tersangka Terorisme di Malang, Sudah Berbaiat ke ISIS

Kedua, mengklaim kebenaran atau mudah mengkafirkan. Ketiga, anti pemimpin atau pemerintah yang sah. Keempat, eksklusif dan penuh kebencian serta intoleran kepada yang lain.

“Kelima, snti seni budaya dan kearifan lokal,” katanya.

Senada, Direktorat Pencegahan BNPT RI, Dina Yuliati, mengatakan generasi smart hadir karena orang tua hadir dalam perkembangan nalar, sikap dan gerak anak.

Hal yang sangat penting, menjadi tantangan para orang tua saat ini adalah bagaimana menghadapi adiksi gawai penyebab gangguan jiwa.

“Agar anak tangguh digital, maka 3S perlu dilakukan. Screen time atau batasi waktu penggunaan gawai, screen break waktunya untuk berhenti dan screen zone untuk membatasi tempat penggunaan gawai,” jelasnya.

Baca Lagi: Terduga Terorisme di Malang Ditangkap, Wapres RI: Kita Apresiasi Densus 88

Begitu juga Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Hasni Furaida, menambahkan dalam konteks sekolah, cara yang dilakukan dengan memandu para siswa untuk membuat surat kepada para orang tua guna membentuk bonding yang kuat.

“Ini menjadi dasar ketahanan keluarga karena saat ketahanan keluarga terbentuk makan akan memiliki daya tangkal terhadap hal negatif, termasuk paham radikal terorisme,” ujarnya.

Dalam kegatan itu juga, Dosen Filsafat Sosial Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Neng Hannah, berharap bisa membekali dan memotivasi kaum hawa untuk menjadi perempuan smart dan terus menginspirasi lingkungan sosial melalui aktivitas positif yang konsisten dan kritis.

“Juga bisa membekali dan memotivasi anak menjadi anak smart dan tangguh dalam aktivitas positif di lingkungan sekitar rumah, sekolah, tempat bermain, beribadah,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar