Thailand Larang Anggur Shine Muscat dari Cina: Bahaya Bahan Kimia Terungkap

Internasional, Ragam544 Dilihat

JAKARTA – Thailand baru-baru ini mengambil langkah tegas dengan melarang peredaran anggur Shine Muscat yang diimpor dari Cina. Keputusan ini diambil setelah hasil uji laboratorium oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-Pan) dan Yayasan Konsumen mengungkapkan adanya kandungan bahan kimia berbahaya, termasuk klorpirifos, dalam anggur tersebut.

Menurut Prokchon U-sap dari Thai-Pan, pengujian terhadap 24 sampel anggur yang diambil dari berbagai titik penjualan, termasuk pasar basah, menunjukkan bahwa 23 di antaranya mengandung bahan kimia berbahaya melebihi batas aman.

Dari sembilan sampel yang diimpor dari Cina, satu sampel terdeteksi mengandung klorpirifos, zat yang dilarang penggunaannya di Thailand. Selain itu, 22 sampel lainnya terkontaminasi oleh total 14 jenis residu kimia berbeda.

Zat-zat kimia yang teridentifikasi antara lain Bifenazate, Dinotefuran, Fluopyram, dan Pyrimethanil. Beberapa dari bahan kimia ini bersifat sistemik, artinya mereka diserap oleh tanaman dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan mencuci anggur.

Baca Juga: Tantangan Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam Penanggulangan Terorisme: Strategi dan Harapan

Prokchon menekankan pentingnya tanggung jawab dari importir dan pedagang anggur untuk melakukan pengujian acak guna memastikan keselamatan produk yang beredar di pasar.

“Anggur yang berpotensi membahayakan harus disingkirkan dari rak-rak dan impor anggur Shine Muscat yang mengandung bahan kimia berbahaya seharusnya dilarang,” kata Prokchon.

Popularitas anggur Shine Muscat di Thailand sebagian disebabkan oleh harganya yang lebih murah dibandingkan anggur impor dari Jepang atau Korea Selatan, yang sering dianggap lebih aman. Namun, dengan temuan ini, konsumen diharapkan lebih berhati-hati dan lebih memilih produk yang terjamin keselamatannya.

Dengan langkah larangan ini, Thailand menegaskan komitmennya untuk melindungi kesehatan masyarakat dan memastikan bahwa produk yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *