Mayjen TNI Budi Pramono: Inspirasi Pendidikan dan Prestasi Militer yang Mengukir Sejarah

Kabar Mabes, Nasional670 Dilihat

JAKARTA – Mayjen TNI Budi Pramono baru-baru ini mencatatkan namanya dalam sejarah dengan meraih Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai perwira tinggi TNI Angkatan Darat (AD) aktif yang memiliki gelar akademik dan kompetensi terbanyak.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya, tetapi juga bagi institusi TNI AD dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Budi Pramono menyelesaikan berbagai gelar akademik yang membanggakan, di antaranya:

  1. Master of Art dalam Studi Keamanan dan Strategi dari Universitas Hull, Inggris (1998).
  2. Master of Management dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (2005).
  3. Sarjana Hukum dan Magister Hukum di sebuah universitas di Jakarta, dengan predikat Cumlaude.

Dalam sebuah wawancara di Galeri Museum Rekor MURI Jakarta, Budi mengungkapkan motivasinya dalam menuntut ilmu. Ia mengutip kata-kata Nelson Mandela: “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia. Kenapa? Karena pendidikan bisa merubah dunia.” Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Budi akan pentingnya pendidikan dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM).

Perjuangan dan Dedikasi

Perjalanan akademik Budi tidaklah mudah. Ia harus mengorbankan waktu libur untuk belajar. “Jadi, saat Sabtu dan Minggu libur, Jumat sudah bersiap untuk belajar,” ungkap Budi.

Hal ini menunjukkan dedikasinya yang tinggi untuk terus belajar meskipun memiliki karir yang sibuk sebagai seorang perwira tinggi TNI AD.

Budi berharap agar jejaknya dapat diikuti oleh rekan-rekannya di TNI, sehingga pendidikan menjadi prioritas dalam menyiapkan generasi militer yang berkualitas.

Selain gelar akademik, Budi juga menempuh berbagai pendidikan militer internasional, antara lain:

  • Regimental Officer Advanced Course (Suslapa – II) di Australia (1996).
  • National Security Intelligence Training Course di Taiwan (1999).
  • Command and General Staff College di Manila (2001), di mana ia meraih penghargaan sebagai lulusan terbaik (Honor Graduate).
  • United Nations Logistics Course di Port Dickson (2002).
  • Austfamil Course di Laverton, Australia (2003).
  • Emergency Management Australia Course (2004).

Pendidikan ini memperkuat kompetensi Budi dalam menghadapi tantangan militer yang kompleks di tingkat internasional.

Penghargaan dan Pengakuan

Sepanjang kariernya, Budi Pramono telah menerima berbagai penghargaan yang membuktikan dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Dean of Maat di Teheran, sebagai Athan Iran yang membawahi negara-negara seperti Irak, Azerbaijan, dan Turkmenistan pada tahun 2012.
  2. Penghargaan dari Duta Besar RI di Iran (2012).
  3. Penghargaan dari Wantimpres pada tahun 2015, 2016, dan 2019.
  4. Penghargaan Wantannas pada tahun 2020.
  5. Bintang Yudha Nararya (2021).
  6. Piagam Penghargaan Warta Merdeka sebagai Tokoh Militer dengan ISBN, HAKI, dan Gelar Kompetensi Internasional terbanyak pada tahun 2023.

Penghargaan-penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dan dedikasi yang tinggi dapat membawa seseorang mencapai puncak prestasi baik di bidang akademis maupun militer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar