Banjir, Longsor, dan Angin Kencang: Tanggap Darurat Ditetapkan di Kabupaten Bandung dan Bogor

Daerah585 Dilihat

BANDUNG – Pekan ini, sejumlah bencana alam, termasuk banjir, longsor, dan angin kencang, melanda wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Curah hujan tinggi menjadi pemicu utama terjadinya bencana ini, yang berdampak signifikan terhadap masyarakat di kedua daerah tersebut.

Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah cepat untuk menangani situasi darurat ini, termasuk menetapkan status tanggap darurat di enam kecamatan di Kabupaten Bandung.

Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan status tanggap darurat bencana yang berlaku dari 7 hingga 13 November 2024.

Enam kecamatan yang terdampak bencana meliputi Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, Cangkuang, Rancabali, dan Pasirjambu.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92: Satu Korban Jiwa dan 27 Luka-luka

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, menegaskan semua bencana ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

“Semua bencana ini dipicu oleh hujan deras,” ujarnya di Bandung, Senin (11/11/2024).

Di Kecamatan Pasirjambu, longsor terjadi di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti, yang menimpa satu rumah dan mengancam tiga rumah lainnya.

Di Kecamatan Rancabali, tanggul di Desa Alamendah jebol, menyebabkan air meluap dan menggenangi kebun warga. Selain itu, banjir melanda Desa Lebakmuncang dan Panundaan di Kecamatan Ciwidey.

Angin kencang juga menyebabkan kerusakan parah di beberapa desa, termasuk Kecamatan Kutawaringin dan Margaasih. Di Kutawaringin, angin kencang merusak atap beberapa rumah dan menumbangkan pohon-pohon yang menimpa rumah warga.

Baca Lagi: Kejaksaan Agung Bantah Kabar Penggeledahan di Ruang Budi Arie: Klarifikasi dan Fakta Terkini

Tercatat 2 rumah di Desa Cibodas, 32 rumah di Desa Jatisari, dan 52 rumah di Desa Jelegong terdampak, dengan tujuh rumah mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang.

Sementara itu, wilayah Kabupaten Bogor juga tidak luput dari dampak bencana. Pada Minggu, 10 November 2024, pagar panel proyek lapangan golf di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, jebol akibat curah hujan tinggi.

Kepala Desa Sukamantri, Hendi Khaerudin, menjelaskan bahwa jebolnya pagar tersebut disebabkan oleh derasnya aliran air akibat hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut.

“Posisi pagar di ujung bawah, dan karena debit air besar akhirnya berimbas (banjir) ke rumah warga di Kampung PPN,” kata Hendi.

Akibat kejadian ini, sekitar 10 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Meskipun tidak ada korban jiwa atau luka-luka, warga tetap bersatu melakukan gotong royong untuk membersihkan sisa lumpur di rumah mereka.

Langkah Antisipasi dan Imbauan Pemerintah

BPBD Kabupaten Bandung saat ini fokus pada pembersihan lumpur pasca-banjir di Kecamatan Banjaran dan daerah lain yang terkena dampak.

Uka Suska mengatakan, pembersihan hampir selesai, dengan lumpur di Banjaran sudah hampir bersih, meninggalkan beberapa daerah di Desa Banjaran Wetan yang masih dalam proses pembersihan.

Menghadapi cuaca ekstrem ini, pemerintah daerah di Kabupaten Bandung dan Bogor menghimbau masyarakat untuk tetap waspada. Di Kabupaten Bandung, BPBD bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk melakukan pembersihan sampah di sungai yang tersumbat agar tidak memicu banjir ulang.

“Kami terus berupaya membersihkan sampah di sungai agar tidak memicu banjir kembali,” tambah Uka Suska.

Di Kabupaten Bogor, Hendi Khaerudin memastikan bahwa pihak desa akan terus berkoordinasi dengan manajemen lapangan golf terkait upaya antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Upaya ini mencakup perbaikan infrastruktur dan pengelolaan aliran air yang lebih baik.

Peran serta masyarakat sangat penting dalam penanganan bencana. Gotong royong untuk membersihkan area terkena dampak, penyuluhan tentang keselamatan, dan kepatuhan terhadap imbauan pemerintah merupakan langkah-langkah yang dapat membantu mempercepat pemulihan.

Di daerah yang terdampak, banyak komunitas lokal yang melakukan kegiatan bersih-bersih dan pemulihan secara mandiri, menunjukkan semangat solidaritas dan kebersamaan yang kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *