CIA Rancang Teknologi Baru Batasi Senjata Rudal Anti-Pesawat

Persenjataan6 Dilihat

JAKARTA – Badan Intelijen Amerika CIA tengah merancang teknologi. Hal itu untuk membatasi penggunaan senjata rudal anti-pesawat setelah pihak Amerikan menjualnya ke negara lain. Hal itu terungkap pada seminar keamanan siber di Leipzig, Jerman baru-baru ini.

Peneliti Belanda, Jos Wetzels, mengatakan langkah tersebut merupakan upaya pengamanan saat memberikan rudal berteknologi canggih ke negara lain. Teknologi baru ini terpasang pada rudal darat ke udara yang dilontarkan secara manual atau man-portable air-defense system atau MANPADS.

“Wetzels mengatakan sistem itu tercantum dalam dokumen CIA yang dipublikasikan WikiLeaks pada 2017,” tulis Reuters, Selasa (31/12/2019).

Menurut Wetzels, dokumen itu diberi label yang keliru dan baru menarik perhatian publik sekarang.

Wetzel mengatakan CIA menggunakan solusi kontrol senjata yang cerdas. Teknologi kontrol senjata itu terpasang pada MANPADS dan bisa membatasi lokasi dan waktu penggunaan rudal.

“Teknik ini disebut sebagai geofencing untuk memblokir penggunaan peralatan di luar area geografis yang spesifik,” kata Wetzels.

Senjata yang menjadi tidak berfungsi setelah keluar dari area pertempuran bisa menjadi hal yang menarik. Senjata ini diberikan kepada sekutu AS dan rudal portabel bisa membantu memenangkan pertempuran. Tapi rudal portabel ini juga kerap hilang, dijual atau diberikan kepada ekstrimis.

Sebagai contoh, Stinger MANPADS dari AS berjasa besar dalam membantu kelompok mujahidin melawan pasukan Uni Sovyet dan mengusirnya dari Afganistan pada perang 1980 – 1990.

Wetzel mengatakan belum jelas apakah teknologi rancangan CIA ini baru pada tahap perencanaan atau sudah diterapkan pada senjata.

Namun, dokumen Amerika mengenai ini mengacu pada 2014 – 2015. Ini bersamaan dengan laporan media soal pemberian MANPADS kepada para pemberontak di Suriah.

Menurut Wetzels, teknologi geofencing ini memiliki beberapa kelemahan yang bisa digunakan kelompok perlawanan untuk mengakalinya.

Geofencing menjadi cara untuk memastikan rudal yang digunakan di wilayah pertempuran di Suriah tidak pindah ke lokasi lain. Soal ini, CIA tidak berkomentar.

Mengenai ini, ahli N.R. Jenzen-Jones dari konsultan intelijen ARES berbasis di Inggris mengatakan geofencing telah lama dibicarakan sebagai pengaman senjata bagi pasukan di lingkungan yang berisiko tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *