Gejolak Baru: Pemberontak Suriah Dekati Homs, Tantang Rezim Assad

Internasional435 Dilihat

JAKARTA – Pemberontakan di Suriah kembali mengguncang dunia setelah kelompok pemberontak berhasil merebut dua kota penting, memperkuat posisi mereka dan mempertanyakan masa depan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Setelah lebih dari satu dekade perang sipil yang berkepanjangan, kemajuan pemberontak ini menunjukkan kelemahan yang nyata dari pemerintahan Assad dan meningkatkan tekanan pada para pendukung utama, yaitu Rusia dan Iran.

Dikutip dari situs Times of India, Sabtu (7/12/2024), dalam serangan kilat yang telah mengubah peta kekuatan di Suriah, pemberontak kini mendekati kota Homs, yang dikenal sebagai salah satu pusat strategis dalam sejarah konflik.

Penarikan pasukan pemerintah dari kota Hama pada hari Kamis lalu menjadi tonggak baru dalam kemenangan pemberontak, setelah sebelumnya mereka merebut Aleppo, kota terbesar di Suriah, pekan lalu.

Baca Juga: Keamanan Maksimal: 1.500 Personel Amankan Perayaan Natal 2024 di GBK

Kejadian ini menandakan bahwa pasukan Assad tidak hanya menghadapi tantangan dari dalam negeri, tetapi juga dari tekanan internasional. Beberapa pejabat Arab mulai menyerukan agar Assad meninggalkan negara tersebut, mencerminkan ketidakpuasan yang meluas terhadap kepemimpinannya.

Dalam konteks ini, keberhasilan pemberontak dalam merebut wilayah menunjukkan bahwa dukungan dari Rusia dan Iran mungkin tidak cukup untuk mempertahankan kekuasaan Assad di masa depan.

Para analis politik mencatat bahwa serangan balik ini dapat merubah dinamika konflik yang sudah lama berlangsung. Pemberontak yang terorganisir dan terkoordinasi kini berpotensi mendapatkan dukungan lebih dari masyarakat sipil yang sudah letih oleh perang, dan mungkin mendorong negara-negara lain untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka terhadap Assad.

Di sisi lain, Rusia dan Iran, yang telah berinvestasi besar dalam mempertahankan rezim Assad, kini menghadapi dilema strategis. Dengan meningkatnya ketegangan dan tantangan di lapangan, mereka harus mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya. Apakah mereka akan meningkatkan dukungan militer ataukah mengambil pendekatan diplomatik untuk meredakan situasi?

Baca Lagi: Bawaslu DKI Jakarta Panggil Grace Natalie hingga Menteri Perumahan Rakyat

Seiring dengan perkembangan ini, perhatian dunia semakin tertuju pada Homs. Jika pemberontak berhasil merebut kota ini, hal tersebut akan menjadi pukulan telak bagi rezim Assad dan dapat memicu gelombang baru aksi protes di seluruh negeri.

Tahun-tahun sebelumnya, Homs menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan Assad, dan merebut kembali kota ini oleh pemberontak bisa berarti kebangkitan semangat baru bagi mereka yang ingin melihat perubahan.

Sementara itu, masyarakat internasional terus memantau dengan cermat perkembangan situasi ini, berharap agar konflik yang telah merenggut banyak nyawa dan menghancurkan kehidupan dapat segera menemukan jalan keluar.

Namun, dengan ketidakpastian yang mengelilingi masa depan politik Suriah, tantangan bagi semua pihak yang terlibat tetap besar.

Dengan serangan yang semakin intensif dan dukungan eksternal yang tidak menentu, masa depan Suriah masih dipenuhi ketidakpastian. Namun satu hal yang pasti, kebangkitan pemberontak menunjukkan bahwa rakyat Suriah semakin berani menuntut perubahan, dan bahwa rezim Assad menghadapi tantangan yang lebih besar dari sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar