WASHINGTON DC – Sebagai bentuk tanggapan terhadap virus corona yang menyerang masyarakat hampir seluruh dunia, laboratorium militer pemerintah Amerika Serikat tengah mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19. Hal itu diungkapkan Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, di Washington DC, Senin (2/3/2020).
“Laboratorium militer sedang bekerja keras, tidak hanya untuk membuat vaksin tapi juga hal-hal lainnya,” ujarnya ditulis Reuters, Selasa (3/3/2020).
Nantinya, laboratorium militer AS yang salah satunya berada di Fort Detrick, Maryland bakal melihat perkembangan dari vaksin tersebut.
“Jadi kita akan lihat bagaimana perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan,” kata dia.
Reuters melanjutkan, pejabat-pejabat tinggi di Kementerian Kesehatan AS merencanakan vaksin akan siap 18 bulan lagi. Meski saat ini belum ada obat menyembuhkan virus tersebut, meski pasien dapat menerima perawatan.
Untuk peralatan pelindung dan alat uji, juga kini didistribusikan ke fasilitas militer AS itu. Dengan prioritas distribusi selanjutnya adalah Semenanjung Korea.
Sebelumnya, dirilis VOA Indonesia, Sabtu (29/2/2020), militer Amerika dan Korea Selatan mengumumkan penangguhan latihan gabungan yang sedianya dilaksanakan Maret 2020, karena kekhawatiran akan wabah Virus Corona, sehari setelah seorang personil Amerika dinyatakan positif terdampak virus ketika ditempatkan di Semenanjung Korea.
Tiga orang dari pasukan Amerika dan Korea Selatan yang berhubungan dengan personil Amerika, juga dinyatakan positif mengidap Virus Corona. Mereka adalah seorang tentara berusia 23 tahun, seorang janda personil pasukan Amerika-Korea Selatan, dan seorang karyawan berkewarganegaraan Korea Selatan yang bekerja di Kamp Carroll.
Sedikitnya 20 personil Angkatan Bersenjata Korea Selatan juga telah dinyatakan positif mengidap virus tersebut.
Untuk menghindari wabah, Amerika telah menaikkan peringatan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang pekan ini, karena kekhawatiran di seluruh dunia bahwa kedua negara Asia itu mungkin menjadi tempat penularan Virus Corona tercepat di luar Cina.
Panglima Komando Amerika-Eropa dan Komandan Sekutu Tertinggi NATO di Eropa, Jenderal Todd Wolters, beberapa waktu menyebut sejumlah personil Amerika di Italia telah diminta tinggal di rumah agar tidak tertular virus tersebut.
Bahkan sejumlah sekolah, pusat kebugaran, dan gereja di instalasi Amerika di Vicenza juga ditutup sebagai langkah berjaga-jaga.
Selain itu, militer Amerika juga mengantisipasi peningkatan jumlah kasus Virus Corona di Jerman. Disamping, sekitar 70.000 personil yang ditempatkan di Timur Tengah dilarang mengambil cuti. Hal itu untuk memitigasi risiko operasional wabah Virus Corona.