Duta Damai BNPT “Wajib” Bentengi Milenial dari Radikal Terorisme

Nasional8 Dilihat

DENPASAR –Sejak dibentuk tahun 2016 silam, Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempunyai tanggung jawab moral dan sosial membentengi generasi milenial agar tidak terpapar radikal terorisme, yang banyak memanfaatkan dunia maya sebagai arena dan sarana penyebarannya.

Karena itu, para relawan duta damai diharapkan mampu untuk berperan aktif membendung konten dan narasi kekerasan, dengan menyemarakkan konten dan narasi positif perdamaian melalui dunia maya.

Demikian dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Duta Damai Dunia Maya BNPT di Denpasar, Bali, Rabu (4/3/2020). 

“Relawan duta damai BNPT tidak dibentuk untuk melawan narasi kekerasan, tetapi justru diarahkan untuk membanjiri dunia maya dengan narasi perdamaian,” ujarnya.

Duta damai tak hanya menjadi salah satu kekuatan bagi BNPT, tetapi juga bagi bangsa. Hal itu dikarenakan perubahan zaman terus berjalan. Apalagi saat ini tidak hanya era kecanggihan teknologi saja, tetapi juga era kecepatan informasi. Dimana gabungan antara teknologi dan informasi menciptakan ruang sosial baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. 

“Di ruang baru ini, yang disebut dunia maya (cyber space) semua orang bisa berinteraksi dan berkomunikasi tanpa batas wilayah, usia, bahkan kadang tanpa norma dan etika,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini informasi bukan lagi menjadi barang langka dan berharga yang sulit dicari, sebab setiap hari masyarakat dapat mendapati hal tersebut. “Hanya bermodalkan jari dan internet, informasi bisa dikonsumsi setiap hari,” kata dia.

Bila dalam mendapatkan informasi masyarakat tak diimbangi dengan kemampuan literasi yang memadai, maka akan jatuh pada disinformasi dan provokasi. Apalagi bila sulit membedakan antara berita berdasarkan fakta atau narasi fiktif belaka.

Hal tersebut membuat masyarakat tidak lagi mencari kebenaran, namun justru mencari pembenaran. Dimana informasi bakal mudah dipercaya apabila sesuai dengan pandangannya sendiri. 

“Duta damai harus menjadi corong edukasi untuk mencerahkan masyarakat agar cerdas dalam mencari informasi dan bijak dalam berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya,” ujar dia.

Ia menegaskan, mereka yang sering menyebarkan konten negatif, hoax, adu domba, dan provokasi adalah kelompok kecil. Namun milenial yang merupakan kelompok besar dan tidak suka dengan kekerasan serta menginginkan perdamaian, justru memilih diam dan tidak peduli.

“Karena itulah, dalam kesempatan ini saya ingin mengajak para duta damai untuk terpanggil dan peka terhadap kondisi yang ada,” kata Hendri.
 

Oleh karena itu, ia menjelaskan sudah saatnya generasi muda tampil berani mengambil peran dalam menyuarakan perdamaian. Dengan menggunakan slogan #beranidamaisaatnyaberaksi.

“Sudah saatnya generasi muda beraksi untuk memberikan hal positif bagi perdamaian dan kemajuan bangsa,” katanya.

Hendri juga menekankan para duta damai dunia maya Indonesia, menjelang digelarnya duta damai dunia maya global pada bulan April 2020 mendatang, agar bersinergi.

“Bulan depan kita rencanakan duta damai dunia maya internasional Global yang dihadiri Wakil Presiden (Ma’ruf Amin). Diharapkan dari tiga kegiatan ini  bisa bersinergi untuk kita mengajak semua perdamaian di level dunia, regional ataupun nasional,” kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli, meminta para generasi muda diharapkan tidak boleh lagi memilih bersikap diam (silent majority) atau tak peduli terhadap kelompok penyebar konten hoax, fitnah,  dan adu domba yang dapat memecah belah bangsa.

 “Rakornas kali ini dengan tagline #beranidamaisaatnyaberaksi, adalah bentuk pengejawantahan bahwa kita tidak boleh lagi menjadi silent majority. Tapi  minimal kita harus menjadi paling tidak sebelum jadi vokal mayority, paling tidak menjadi bisa menjadi noisy mayority,” ujarnya.

Jika kelompok-kelompok kecil itu berisik melakukan menyebaran konten hoaks, fitnah, dan adu domba, maka kelompok generasi muda yang jumlahnya lebih besar harus menebarkan perdamaian .

“Duta Damai Dunia Maya hendaknya terus bisa terus ikut memenuhi ruang-ruang maya ini maupun ruang-ruang offline dengan kedamaian. Jangan kalah sama mereka yang kecil itu,” ujar dia.

Untuk pergelaran duta damai dunia maya global, Hamli berharap para duta damai Indonesia nantinya bisa lebih mempersiapkan diri dengan segala kemampuan maupun profesionalismenya masing-masing.

“Kemampuan maupun profesionalisme harus mereka lakukan. Bentuknya bisa membuat konten kreatif yang sifatnya bisa berasal dari kedaerahannya masing-masing, maupun sifatnya nasional,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *