JAKARTA – Selama delapan hari pertempuran sengit di provinsi Idlib, Suriah. Militer Turki banyak menggunakan pesawat tak berawak (UAV), hingga berakhir dengan gencatan senjata pada 5-6 Maret 2020.
Meski telah menggunakan pesawat tak berawak, hilangnya empat pesawat tersebut juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan melawan pertahanan udara berbasis darat Suriah itu.
Dirilis Janes.com, Minggu (8/3/2020), operasi Militer Turki melonjak di Suriah setelah sebanyak 34 tentara Ankara tersebut tewas dalam serangan udara di Idlib selatan pada 27 Februari 2020 lalu.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki, mengklaim telah menimbulkan ratusan korban jiwa di Suriah, dan menghancurkan puluhan tank, kendaraan lapis baja, dan artileri lainnya.
Meski demikian Kemenhan Turki tak merincikan kerusakan tersebut. Melainkan merilis beberapa klip video yang menunjukkan serangan yang hampir pasti dilakukan oleh pesawat tak berawak.
“Ini juga menyoroti aspek operasi ini dengan memberikan akses ke pangkalan. Dari mana bersenjata UAV sedang diterbangkan,” katanya.
Pertahanan udara Suriah mulai melibatkan pesawat UAV tersebut mulai 1 Maret. Dua hari kemudian, salah satu media, Al-Masdar News merilis sebanyak tujuh UAV telah ditembak jatuh.
Pada 4 Maret, media Izvestia mengutip sumber-sumber militer Rusia menyebut lima Anka dan tujuh Bayraktar TB2 UAV telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah Buk dan Pantsir.