JAKARTA – Unit Perlindungan Rakyat (YPG) didominasi orang-orang Kurdi yang dipimpin Suriah membantah atas pengeboman kendaraan di kota Afrin, Suriah Utara yang menewaskan sedikitnya 40 orang, termasuk anak-anak.
Dirilis Reuters, Kamis (30/4/2020), Militer Turki menyebut sebanyak 47 orang terluka dalam pemboman yang terjadi pada Senin (27/4/2020), yang terjadi di pasar sentral Afrin, ketika penduduk setempat bersiap untuk berbuka puasa harian Ramadhan.
Komandan Pasukan Demokrat Suriah, Mazlum Abdi, mengatakan aliansi milisi pimpinan-YPG yang didukung oleh Koalisi Amerika mengutuk serangan itu.
“Apa yang terjadi di Efrin kemarin, tindakan teroris yang dikutuk, menyebabkan hilangnya nyawa tak bersalah,” tulis Mazlum.
“Tindakan kriminal ini adalah produk dari kebijakan penghancuran yang dilakukan oleh pendudukan Turki dan tentara bayarannya di kota perdamaian dan zaitun (Afrin,” Mazlum menambahkan.
Departemen Luar Negeri AS juga mengecam pemboman itu dan menyebut sebagai aksi teror. Bahkan kelompok-kelompok yang terkait dengan YPG disalahkan atas sejumlah bom kendaraan di wilayah Suriah yang diduduki Turki.
Meski demikian, YPG dalam sebuah pernyataan menjelaskan, beberapa pihak yang menduduki Kota Afrin bergegas untuk meminta pertanggungjawaban, akan tetapi tidak memeriksa kebenaran.
“Tuduhan ini tidak berdasar dan kami tidak memiliki hubungan dengan apa yang terjadi,” tulis YPG.
Diketahui, dari data PBB lebih dari 100.000 orang yang merupakan sebagian besar suku Kurdi telah mengungsi akibat serangan itu.