JAKARTA – Pesawat Hercules C-130 seri A1318 milik TNI Angakatan Udara yang telah selesai melaksanakan misi kemanusian ke Republik Fiji, telah kembali ke tanah air dengan mengangkut 39 Warga Negara Indonesia (WNI) dan mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore (16/5/2020) sekitar pukul 16.30 WIB.
Dirilis Pusat Penerangan (Puspen) TNI di Jakarta, Minggu (17/5/2020), seluruh WNI tersebut dibawa ke Rumah Sakit Darurat Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara, guna menjalani protokol kesehatan.
Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman, mengatakan keberhasilan misi kemanusiaan merupakan wujud kerja sama yang baik antara Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Fiji, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) serta berkat dukungan seluruh rakyat Indonesia.
TNI sebelumnya mengirimkan bantuan kemanusiaan sebanyak 12,9 ton berupa bahan-bahan makanan dan minuman serta beberapa barang lainnya untuk korban Topan Tropis Harold yang telah menghantam Republik Fiji, beberapa waktu lalu.
Pemberangkatan bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia ke Pemerintah Republik Fiji dipimpin Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma.
Hadi menjelaskan, bantuan kemanusiaan tersebut menunjukkan eratnya hubungan kedua negara. “Sebagai negara yang bersahabat sudah tentu akan saling bantu saat dibutuhkan. Semua tentunya berharap, semoga bantuan ini dapat meringankan beban rakyat Fiji dan dapat mempererat hubungan baik kedua negara,” katanya.
Pada 8 April 2020 lalu, Topan Harold menerjang negara-negara di Pasifik Selatan. Vanuatu, Fiji, dan Kepulauan Solomon menjadi korban keganasan badai tropis Harold yang terbentuk di Samudera Pasifik bagian selatan.
Topan Harold yang menerjang Fiji satu bulan yang lalu merupakan topan kategori 5 dengan kecepatan angin lebih dari 200 km perjam. Terjangan Harold di Fiji telah merusak bangunan, rumah-rumah penduduk, banjir di sebagian wilayah dan terputusnya aliran listrik serta fasilitas komunikasi. Bencana ini tentu saja menambah kesulitan Fiji di tengah pandemi Covid-19 yang juga melanda negara-negara Pasifik Selatan.