JAKARTA – Booz Allen Hamilton, salah satu industri pertahanan yang mengkhususkan pada cyber, memenangkan sebuah kontrak dengan nilai 800 juta dolar Amerika Serikat (AS), untuk memberikan layanan intelijen buatan kepada Pusat Pertahanan Buatan Artificial Intelligence (JAIC) Departemen Pertahanan Pentagon.
Kontrak itu nantinya bakal berjalan selama lima tahun. Sehingga perusahaan akan menyediakan produk yang memungkinkan AI untuk JAIC, entitas DoD yang didedikasikan dalam memajukan penggunaan AI di seluruh departemen.
Dirilis Defense News, Rabu (20/5/2020), Pentagon menyebut Kontrak itu merupakan Kontrak Akuisisi Alliant 2 untuk administrasi AI pada General Services Administration (GSA) yang akan memanfaatkan kekuatan data DoD, sehingga memungkinkan perubahan transformatif melintasi DoD.
“Ini akan memberi AS keuntungan informasi definitif dalam mempersiapkan operasi perang di masa depan,” tulis Defense.
Tugas khusus dari kontrak tersebut akan mencakup campuran luas dari layanan teknis dan produk di seluruh spektrum dukungan guna Inisiatif Misi Nasional Joint Warfighter bersama JAIC.
“Ini akan mencakup pelabelan data, manajemen data, pengkondisian data, pengembangan produk AI, dan transisi produk AI ke dalam program dan sistem yang baru. Sehingga sudah ada di seluruh Departemen Pertahanan,” katanya.
Pemberian kontrak pesanan tugas memiliki periode dasar hingga Mei 2021 dengan tahun opsi yang berlangsung hingga Mei 2025.