WASHINGTON – Pentagon berfokus pada pengembangan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan dan energi terarah. Namun sebuah laporan menyebut Cina kemungkinan memfokuskan pada senjata hipersonik.
Ditulis Defense News, Rabu (10/6/2020), rudal hipersonik tersebut mampu melaju lebih cepat dari lima kali kecepatan suara. Karena itu, diperkirakan bakal menjadi tulang punggung militer Amerika Serikat dalam beberapa dekade mendatang.
“Sebagian dari perusahaan data dan analitik Govini menemukan, tujuh perusahaan besar yang bekerja dengan Departemen Pertahanan dalam pengembangan teknologi telah melakukan pekerjaan yang baik untuk menjaga perusahaan Cina keluar dari proses,” ujarnya.
“Ini tidak selalu berarti bahwa komponen Cina berakhir di DoD’s hypersonics,” jelas Jim Mitre, wakil presiden senior Govini untuk strategi dan analisis.
Jim Mitre menambahjan, Cina memiliki peluang untuk membahayakan pengembangan hipersonik melalui keterlibatan dalam rantai pasokan, dan sangat penting bagi DoD dan industri untuk memastikan hal itu tidak terjadi.
“Itu adalah area yang secara rutin bekerja dengan departemen dalam mengeksplorasi dan membongkar,” kata Mitre.
Sebelumnya, serangkaian laporan Pentagon dalam dua tahun terakhir telah menimbulkan kekhawatiran tentang pangkalan industri pertahanan. Hal itu menyangkut material canggih dan pengetahuan desain untuk rudal.
Dalam beberapa kasus, satu-satunya pemasok untuk bahan-bahan penting berasal dari Cina, negara persis yang ingin dilawan AS dengan berinvestasi pada senjata hipersonik.
Pada bulan Maret, Pentagon mengumumkan meluncurkan penyelaman mendalam ke basis industri hipersonik khusus untuk memahami kerentanan pada pemasok tingkat bawah.
Sementara itu, para pejabat telah mengakui bahwa pemasok yang lebih kecil telah terkena dampak pandemi COVID-19.