BANDUNG – Untuk lebih mengenal industri pertahanan nasional dan memperoleh data fakta primer maupun sekunder secara akurat, Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan ke-57 menggelar Kuliah Kerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KK IPTEK).
Dirilis Puspen TNI, Kamis (11/6/2020), Kuliah Kerja dilaksanakan secara daring selama dua hari (10-11 Juni 2020) dipusatkan di Bangsal Srutasala, Seskoau, Lembang, Bandung.
Dalam kuliah tersebut dibahas peningkatan kemampuan Industri Pertahanan Nasional guna memenuhi dan mendukung kebutuhan serta menunjang kemandirian Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI.
“Semakin pesat kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh langsung terhadap peningkatan kemampuan Industri Pertahanan yang dibutuhkan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan,” tulisnya.
Komandan Seskoau, Marsma TNI Samsul Rizal, mengatakan meskipun dalam kondisi serba terbatas akibat pandemi Covid-19 dan menyesuaikan tatanan pola kehidupan yang baru (new normal), tidak menyurutkan semangat civitas akademika Seskoau khususnya Pasis Seskoau Angkatan Ke-57.
Hal tersebut sesuai dengan visi Presiden RI, Joko Widodo terkait kebijakan pembangunan teknologi dan industri pertahanan yang diarahkan untuk mendukung kebutuhan postur pertahanan nirmiliter sesuai dengan era teknologi 4.0.
“Teruslah berkarya untuk menghasilkan ide dan gagasan yang bernilai strategis dan kritis sebagai sumbangsih pemikiran perwira siswa menjadi bahan masukan penentu kebijakan pimpinan di bidang pertahanan nantinya,” katanya.
Samsul Rizal menambahkan, sebuah kesempatan emas dapat mengundang berbagai stakeholder dalam kegiatan itu. Karenanya berharap para peserta dapat memanfaatkan secara maksimal dengan berdiskusi secara aktif dan bertukar pikiran, agar hasil kuliah kerja menjadi sumbangsih yang bernilai strategis bagi kebijakan kedepan.
Dalam kegiatan tersebut juga melibatkan berbagai stakeholder untuk saling berbagi informasi, knowledge transfer, meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan. Sehingga nantinya mampu merumuskan gagasan strategis guna meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional menuju TNI AU dan Indonesia Maju serta sumber daya manusia yang unggul.
Adapun stakeholder yang turut berpartisipasi, di antaranya perusahaan luar negeri terdiri atas PT. Lockheed Martin dari USA, PT. ELTA System dan PT. Elbit System dari Singapura, sedangkan perusahaan dalam negeri yakni PT. Garuda Maintenance Facility, PT. Merpati Maintenance Facility, PT. Infoglobal, PT. LEN, PT. FIN Komodo Teknologi, dan PT. Jala Berikat Nusantara Perkasa serta perusahaan lainya yang bergerak di bidag pertahanan.