JAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa angkat bicara atas gugurnya seorang prajurit TNI bernama Serma Rama Wahyudi dalam misi perdamaian di Republik Demokratik Kongo. Dimana peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB), bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan Jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
Ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan kearah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo.
Andika mengatakan, pihaknya bakal menunggu kronologi gugurnya prajurit tersebut dan melakukan evaluasi mengenai kesiapan personel misi perdamaian.
“Memang prajurit-prajurit kami, yang jelas kami akan mengevaluasi, dan kami ingin mendapat kronologi yang sebenarnya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Pemulangan jenazah prajurit TNI yang gugur itu, kata Andika, akan diurus oleh Mabes TNI. Sebab, para prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian itu diberangkatkan oleh Mabes TNI.
Sementara dalam rilis Puspen TNI, Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco, Letkol Czi M.P. Sibuea, menjelaskan gugurnya prajurit TNI atas nama Serma Rama Wahyudi dan satu orang prajurit TNI yang terluka diakibatkan oleh serangan kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika pada Senin (22/6/2020) pukul 17.30 waktu setempat.
Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.
Usai kontak senjata, diketahui bahwa Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri, sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO.
Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco merupakan satgas PBB dari Indonesia yang banyak memberikan kontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur di daerah misi,dan telah mendapatkan apresiasi besar dari Markas PBB, salah satunya adalah program pembangunan dan rehabilitasi jalan Kasinga-Kadidiwe, Kongo.