JAKARTA – Pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 yang sempat tertunda akibat ancaman Amerika Serikat (AS) yang bakal mengembargo negara pembeli alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Rusia, akhirnya terjawab.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi, mengaku proses pembelian jet tempur ‘sangar’ itu tengah berlangsung.
“Ini masih berlangsung,” katanya dikutip sputniknews, Minggu (26/7/2020).
Ia mengatakan, ancaman AS tidak berpengaruh kepada kebijakan luar negeri Indonesia sebagai negara merdeka yang berhak menentukan apa yang hendak dibeli, guna memperkuat pertahanan nasional.
“Kami memahami ada kekhawatiran dari negara tertentu, tetapi kami adalah negara merdeka. Kami memiliki peralatan militer yang dibeli dari banyak negara. Kami bisa mendapatkannya dari AS, dari Eropa, tetapi juga dari Rusia. Terserah kami untuk memutuskan,” kata dia.
Nantinya, pembelian bakal dilakukan Kementerian Pertahanan Indonesia. Bahkan tak hanya SU-35, TNI juga bakal menambah 12 unit helikopter Rusia Mi-17B5 dan lima unit Mi-35.
“Angkatan bersenjata Indonesia juga menggunakan 12 helikopter Rusia Mi-17B5 dan 5 Mi-35. Sebuah proposal untuk pembelian lebih lanjut helikopter Mi-17B5 saat ini sedang dalam proses di Kementerian Pertahanan Indonesia,” kata Supriyadi.
Masih belum cukup, Indonesia juga bakal membeli tank amfibi untuk Korps Marinir TNI AL yakni BMP-3F serta BT-3F.
“Pada tahun 2019, sebuah kontrak diselesaikan untuk 43 tank BMP-3F dan BT-3F. Nilai kontraknya adalah 175 juta dolar AS. Proses pelaksanaan kontrak sedang berlangsung,” ujar Supriyadi.
Pada bulan Februari 2020, lanjut Supriyadi, proposal sedang diajukan untuk personel militer senior Indonesia untuk melakukan perjalanan ke Rusia guna pelatihan sebelum akhir tahun, meskipun rencana itu ditunda akibat pandemi coronavirus.