JAKARTA – Dalam suasana Work From Home (WFH) di masa pandemi Covid-19, harusnya media sosial (medsos) dimanfaatkan untuk hal yang positif. Sebetulnya kemajuan teknologi dan sosial media ini adalah anugerah apalagi dalam masa pandemi.
Demikian dikatakan mantan Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo, di Jakarta, Minggu (27/12/2020).
”Jadi ini renungan juga untuk pemerintah agar menciptakan suatu sistem informasi yang positif, karena media sosial sendiri sumber informasinya sangat banyak sekali dan banyaknya sumber ini tidak semuanya memiliki kredibilitas atau kompetensi untuk itu,” ujarnya.
Menurutnya, sebaiknya pemerintah menyediakan informai yang terpusat. Ia mencontohkan terkait informasi Covid-19, pemerintah tinggal memusatkan agar informasi yang sampai kepada masyarakat itu jelas. Sehingga bisa merespon setiap kebutuhan informasi bagi masyarakatnya dan terhindar dari hoax.
“Masyarakat sebagai individu juga harus bisa menggunakan gadget serta teknologi internet untuk hal positif. Minimal memberikan pencerahan soal masalah yang ada,” katanya.
Ia menambahkan, soal literasi digital, pemerintah juga harus menyesuaikan dengan target masyarakat yang akan disasar. Seperti yang rentan, karena tidak mendapatkan informasi cukup tentang pandemi atau yang terdampak pandemi agar bisa mendapatkan bimbingan.
”Perlu juga untuk kelompok ahli IT dan internet untuk menggagas aplikasi baru sebagai inovasi untuk mengatasi masalah yang ada,” kata dia.
Selain itu, pemerintah bisa melakukan penegakan hukum dan membanned akun yang menyebar hoax atau ujaran kebencian. Namun yang paling penting adalah melakukan edukasi.
”Pemerintah harus bisa mendorong kelompok-kelompok akademisi, expert yang memiliki pemahaman tentang bagaimana menggunakan aplikasi yang baik dan benar. Mereka harus dilibatkan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Disamping itu, pelibatan lembaga terkait dengan internet, seperti Safenet untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Apalagu generasi tua yang lemah literasi digital, sehingga seringkali mendapatkan hoax.
”Nah literasi tentang moral, hukum dan teknologi itu harus diberikan kepada orang-orang muda. Sementara literasi digitalnya bagaimana melacak kebenaran dari sebuah informasi itu diberikan kepada generasi yang lebih tua. Jadi semuanya disentuh,” ujar dia.