NUNUKAN – TNI Angkatan Laut (AL) memiliki kapal kombatan baru dengan jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) bernama KRI I Gusti Ngurah Rai (GNR) -332, yang nantinya disiagakan di Blok Ambalat, Kalimantan Utara, dalam Operasi Gabungan Pengamanan Perbatasan Laut.
Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada (Koarmada) II, Laksamana Pertama TNI Rahmat Eko Rahardjo, menjelaskan Operasi Gabungan Pengamanan Perbatasan Ambalat, merupakan sebuah operasi rutin yang intens dilakukan Matra Laut.
“Saat ini, kondisi Blok Ambalat kondusif. Kita tidak menemukan adanya tindak pelanggaran batas atau tindak ilegal di Ambalat,” ujarnya di Mako Lanal Nunukan Kalimantan Utara, Senin (22/2/2021).
Selain untuk menjaga wilayah perbatasan perairan laut RI, Operasi Gabungan dimaksudkan juga sebagai unjuk kekuatan pasukan tempur laut, yang dimiliki Indonesia.
Menurut Eko, dalam kegiatan Operasi Gabungan tersebut, terdapat lima kapal perang (KRI) yang turut serta. Meski demikian, ia tidak merincikan KRI itu.
“Ada lima KRI yang mendukung Opsgab (Operasi Gabungan) pengamanan perbatasan Ambalat, salah satunya KRI I Gusti Ngurah Rai,” kata dia.
“Opsgab kami juga didukung dengan gelar pasukan Satgas Marinir Ambalat di sepanjang perbatasan Pulau Sebatik. Selain itu, ada Pangkalan TNI AL Nunukan juga Lantamal Tarakan yang mendukung kebutuhan logistik untuk satuan operasi,” Eko menambahkan.
Diketahui, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem electronic counter measure (ECM) dan electronic support measure (ESM) yang diintegrasi dalam combat management system (CMS).
Memiliki panjang 105,11 meter dan berat 2.365 ton, didukung dengan keberadaan helikopter jenis Panther AS 565 MBE dengan nomor lambung HS 4211. Dengan kecepatan terbang mencapai 170 knot, serta kemampuan mendeteksi kapal selam, membuat helikopter ringan ini cukup diandalkan sebagai mata, telinga dan dukungan senjata bagi KRI GNR.