SURABAYA – Dari hasil penelitian yang dilakukan Wahid Foundation beberapa waktu lalu, rupanya 7,7 persen bersedia melakukan tindakan radikalisme di masa depan apabila mendapat kesempatan.
Hal itu dikatakan Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid, dalam kegiatan Jaringan Alumni Belanda di Indonesia (NL Alumni Network Indonesia) menggelar program Series #3 Orange Talk dengan tema Tantangan untuk Menjaga ‘pluralisme beragama’, perdamaian dan keamanan di Indonesia, di Surabaya, Minggu (28/2/2021).
Yenny mengatakan, ada tiga golongan dalam penelitian yang dilakukan pihaknya. Meski begitu, mayoritas masyarakat muslim Indonesia menolak radikalisme, yakni dengan prestasi 72 persen.
“Hasil penelitian Wahid Foundation, 72 persen muslim Indonesia menolak radikalisme. Adapun sisanya terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, 0,4 persen pernah melakukan tindakan radikal di masa lalu. kedua, 7,7 persen bersedia melakukan tindakan radikal di masa depan apabila ada kesempatan. Ketiga, tidak mempunyai sikap,” ujarnya.
Dari data itu, lanjut Yenny, dapat disimpulkan bahwa Islam yang ramah dan toleran, serta kontra terhadap radikalisme masih menjadi mayoritas. Begitu pun halnya yang pro terhadap sistem demokrasi dan Pancasila sebagai dasar negara masih menjadi mayoritas masyarakat Muslim di tanah air.