TNI Evakuasi Dua Jenazah Teroris Poso dengan Helikopter

Kabar Mabes6 Dilihat

JAKARTA – Memasuki hari ketiga proses evakuasi dua teroris MIT (Mujahidin Indonesia Timur) Poso, masih terkendala untuk dapat dibawa keluar dari lokasi Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.

Diberitakan sebelumnya, dua teroris bernama Rukli dan Ahmad Panjang ditembak mati oleh Prajurit TNI Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti di Camp Teroris MIT, Pegunungan Tokasa, pada Minggu (11/7/2021).

Pada Selasa (13/7/2021) Wadansatgassus Koopsgabsus Tricakti, Letkol Inf Romel J. Wardhana memimpin langsung proses evakuasi dengan menggunakan alat angkut udara Helikopter Caracal TNI AU dan melihat langsung pengangkatan dua jenazah dari jurang pada kedalaman lebih dari 50 meter.

Dirilis Pusat Penerangan (Puspen) TNI di Jakarta, Selasa (13/7/2021), Pilot Heli Caracal, Letkol PNB Imanuel Simarmata, mengatakan sempitnya medan serta lebatnya hutan semakin menyulitkan manuver Heli Caracal dapat mencari posisi aman untuk hover. Meski begitu, sang pilot langsung menerbangkan Heli Caracal pagi ini menuju ke titik landing zone yang disiapkan.

“Faktor alam bervariasi dengan lembah yang dikelilingi vegetasi pohon rapat, lebatnya hutan dan lembah yang cukup terjal tertutup serta tebing sangat curam di sepanjang rute evakuasi turut menghambat proses evakuasi,” ujarnya.

Wadansatgassus Koopsgabsus Tricakti, Letkol Inf Romel J. Wardhana, mengatakan saat ini upaya dengan hoist crane dan basket stretcher serta terus menentukan titik final approach untuk mempercepat evakuasi.

“Jajaran Koopsgabsus Tricakti bersama Prajurit TNI dan Polri di lokasi hingga Selasa pagi terus berupaya untuk mengevakuasi dua jenazah teroris MIT dari TKP, termasuk dibantu masyarakat yang tinggal di sekitar Pegunungan Tokasa, yang secara spontan sukarela untuk membantu proses evakuasi jenazah,” katanya.

“Mudah-mudahan hari ini kedua jenazah tersebut dapat dievakuasi secara tuntas dan bisa segera diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk proses identifikasi dan autopsi,” Romel menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *