JAKARTA – Pelaku usaha mikro,kecil, dan menengah (UMKM) tidak boleh menyerah karena pandemi Covid-19. Malah harus bisa berinovasi dan berkreasi agar dapat bertahan, bahkan meraih kesuksesan yang luar biasa. Salah satu pelaku UMKM, Lukman Nurja yang sukses berjualan cilok dengan memanfaatkan media sosial TikTok.
Hal itu dikatakan Direktur Bela Negara Direktorat Jenderal Potensi Keamanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen Jubei Levianto, pada webinar “Ngopi Daring Bela Negara: UMKM Yuk Bisa Yuk!” di Jakarta, Kamis (12/8/2021).
“Sekarang ini kita tahu kondisi bangsa, bahkan seluruh dunia harus berjuang. Bukan pemerintah saja, bukan pemimpin saja, tapi masyarakat juga harus berjuang. Itu adalah wujud bela negara bagi masyarakat,” ujarnya.
“Dasarnya jangan karena uang, tapi semangat bela negara, semangat melawan pandemi. Kalau kita pasrah dan hanya bisa meminta dan mengharap, pasti akan terpuruk. Tapi kalau didasari dengan semangat bela keluarga dan bela negara, semua bisa sukses,” Jubei menambahkan.
Untuk itu, ia meminta semua pihak bisa bekerja sama dan bergotong royong, terutama untuk mengangkat UMKM di tengah pandemi. Bahkan optimistis bila semua mau berjuang dan bekerjasama, maka ada solusi membuat hidup yang lebih baik lagi.
Sementara, salah satu pelaku UMKM, Lukman Nurja, mengaku pandemi Covid-19 sangat berdampak pada usaha ciloknya. Awalnya mau menyerah dengan kondisi ini, tapi bersyukur bisa bertahan, bahkan bisnis ciloknya justru tambah pesat, setelah mempromosikan dagangannya di platform TikTok.
“Pertama saya tidak boleh menyerah karena ada keluarga yang harus saya biayai. Dari situ saya berpikir dan berjuang. Dan hasilnya bisnis saya lancar dan followers saya terus nambah,” ujar Lukman.
Saat ini, Lukman mengaku tengah berencana mengembangkan usahanya dengan sistem franchise. “Saran saya buat UMKM, jangan pernah menyerah, tetap semangat walaupun di masa kayak gini. Yakin pandemi akan berakhir dan bisa survive agar bisa berbuat untuk bela negara,” katanya.
Founder Prakardus, Lukman Baehaqi, mengaku sempat drop dihantam pandemi Covid-19. Beruntung di tengah keputusasaannya, mendapat pertolongan dari seorang guru yang membimbingnya tentang kiat-kiat berjualan, terutama melalui online.
“Intinya untuk UMKM jangan berjualan hanya barang saja, tetapi harus ada value yang dijual. Seperti saya, bermodal hanya barang sepele seperti kardus yang semua orang punya dan ada dimana-mana, tapi karena saya jual tidak kardusnya, tapi value branding-nya. Dan ternyata pasarnya gede banget,” kata dia.
Ia mengaku sebelum pandemi, pendapatannya dari berkreasi dengan kardus hanya setara UMR. Tapi dengan value branding, saat ini mendapat pemasukan 50 kali lipat dari satu produk tiap hari.
“Artinya pandemi membawa berkah, berkat go digital. Ada strateginya, bukan hanya viral, tapi harus berpikir lima tahun ke depan tetap ada pasarnya, value itu harus kita pikirkan betul. Itu berkat ajaran dari seorang teman yang kenal dari media sosial itu. Jujur saya tidak pernah membayangkan bisa seperti sekarang,” kata Baehaqi.
Sementara, Artis Bertrand Antolin mengimbau pelaku UMKM untuk terus bersemangat dan berjuang. Selain itu, mengajak rekan-rekannya sesama artis dan influencer mendukung dengan membeli produk-produk UMKM.
“Kita para influencer bisa membantu dengan membeli produk UMKM. Itu bentuk dukungan kita. Paling penting kita harus beli,” katanya.