JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat pascaerupsi Gunung Semeru meletus.
Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (4/12/2021), mengatakan pihaknya mengirimkan bantuan logistik, bersamaan TRC, dan perwakilan kementerian dan lembaga.
“Malam ini kami mengirimkan TRC untuk mendampingi pemerintah daerah. Tim akan berangkat lewat darat dan membawa logistik bantuan, seperti selimut, makan siap saji, terpal, tenda darurat, matras dan logistik dasar lainnya,” ujarnya.
Dirinya juga bakal turun langsung ke Kabupaten Lumajang memastikan penanganan darurat bencana secara cepat dan tepat, khususnya evakuasi dan penanganan korban luka-luka.
“Memastikan kebutuhan dasar diberikan kepada warga yang terdampak. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengungsi,” katanya.
Data sementara pada Sabtu (4/12/2021), pukul 18.49 WIB, titik warga yang mengungsi berada di Balai Desa Penanggal, rumah-rumah warga sekitar yang aman, Masjid Jarit, dan Balai desa Sumberwuluh.
Sementara Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan jumlah warga mengungsi sekitar 300 Kepala Keluarga (KK). Mereka berasal dari Curah Kobokan dan Desa Supiturang.
Menurut dia, sebagian warga desa sudah mengungsi dan tinggal beberapa orang yang kemudian dievakuasi. “Terakhir 1 jam yang lalu masih ada 10 orang yang belum bisa dievakuasi karena lokasi sulit,” kata dia.
Indah menambahka, seorang warga yang meninggal dunia dari Curah Kobokan dan telah berhasil dievakuasi. Di Desa Sumberwuluh, Kampung Renteng tempat area penambangan pasir, diperkirakan dua orang hilang.
“Belum bisa ditemukan. Delapan orang yang terjebak di kantor pemilik tambang. Terhambat material vulkanik yang masih panas,” kata dia.
Korban luka yang terdata sementara berjumlah 41 orang yang telah dievakuasi ke Puskesmas Penanggal. Sebagian besar warga yang mengalami luka-luka dirujuk ke beberapa rumah sakit, seperti RSU Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.
Terkait dengan dampak di sektor pemukiman, hampir semua rumah hancur di Curah Kobokan. Warga terdampak erupsi mengungsi sementara waktu di Balai Desa Penanggal.
Selain korban dan kerusakan di sektor pemukiman, ada jembatan putus, yaitu Gladak Perak. Kondisi ini mengakibatkan warga yang ada di Pronojiwo tidak bisa mengarah ke Wilayah Lumajang.
Selain itu, banyak pohon yang tumbang jalan nasional menuju ke arah Malang terhambat.
1 komentar