BATAM – Potensi Indonesia mengembangkan obat herbal sangat besar. Dimana bahan bakunya dapat dijumpai hampir setiap daerah di Tanah Air. Karenanya, guna menekan impor obat dari negara lain, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal melakukan produksi obat herbal.
Demikian dikatakan Menteri BUMN, Erick Thohir, saat melakukan kunjungan kerja di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (7/1/2022).
Erick mengatakan, untuk melakukan pengembangan produksi obat herbal bakal lewat Indofarma.
“Indofarma, kami pastikan keberpihakan kepada herbal. Obat-obat herbal kita sangat kuat, tetapi tidak pernah dibangun karena senangnya obat impor,” katanya.
Selama ini Indonesia masih mengharapkan bahan obat dari negara luar. Padahal alam Indonesia sangat mendukung menjadi pusat pengembangan obat herbal di dunia.
“Tanahnya subur, air dan sinar matahari berlimpah. Jika industri herbal ini berjalan, maka kebiasaan impor bahan baku obat dari negara luar akan berhenti,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menyatukan semua rumah sakit milik BUMN di Indonesia. Sebab, selama ini rumah sakit milik BUMN masih terpisah, seperti Pertamina, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan PT. Perkebunan Nusantara.
Menurut dia, alasan penyatuan rumah sakit salah satunya pelayanan kesehatan bagi masyarakat agar terarah, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. “Pelayanan kesehatan buat masyarakat kalangan menengah dan ke bawah penting,” kata dia.
Sekadar diketahui, PT Indonesia Farma (Indofarma) merupakan salah satu perusahaan plat merah yang bergerak dibidang farmasi dan alat kesehatan.
Sejak berdiri pada tahun 1918, kini Indofarma memiliki anak usaha bernama PT Indofarma Global Medika yang bergerak di bidang distribusi obat dan alat kesehatan.
Didirikan pada tanggal 4 Januari 2000, PT Indofarma Global Medika, kini memiliki 29 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.