JAKARTA – Aksi teroris di Poso beberapa waktu yang lalu jelang bulan Ramadhan merupakan sebuah awalan atau pemanasan. Karena itu dikhawatirkan bakal ada aksi lanjutan di bulan Ramadhan.
Demikian diungkapkan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, di Jakarta, Sabtu (25/4/2020).
“Amaliah teror di bulan Ramadhan dianggap lebih afdhal dan menurut doktrin mereka akan mendapatkan pahala berlipat ganda,” katanya.
Ken menilai, terduga teroris yang ditangkap di Surabaya, Jawa Timur disinyalir akan melakukan aksi balas dendam terhadap Polisi yang menembak mati dua teroris Poso
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris di sebuah tempat ekspedisi atau pengiriman barang di Kota Surabaya, Kamis (23/4/2020). Dari penangkapan, Densus 88 menyita beberapa jenis senjata api dan ratusan amunisi.
Ken mengingatkan, agar aparat meningkatkan kewaspadaan karena aksi terorisme belakangan diprediksi bakal berlanjut di tengah pandemi virus Covid-19.
“Targetnya adalah kondisi Indonesia kacau, bila perlu keadaan chaos agar mereka punya alasan untuk memojokkan aparat dan pemerintah seolah gagal dalam memberikan rasa aman terhadap masyarakat,” kata dia.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat berperan aktif memberikan info kepada aparat terdekat bila ada orang yang terindentifikasi dan dicurigai sebagai kelompok radikalisme yang akan melakukan teror.
“Laporkan ke aparat terdekat bila ada orang di sekitarnya yang dicurigai akan melakukan tindakan teror agar di tindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” ujar Ken.
Sebelumnya, Polda Sulawesi Tengah melumpuhkan dua teroris di jalan lingkar daerah Kayamaya, Kabupaten Poso. Kedua teroris itu pelaku penyerangan kepada polisi yang bertugas pengamanan disalah satu bank di Kabupaten Poso. Kedua teroris diketahui merupakan kelompok sipil bersenjata jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.