JAKARTA – Militer Amerika Serikat (AS) mengklaim telah membunuh pemimpin teroris Islamic State (ISIS) Osama al-Muhajer dalam serangan pesawat tak berawak atau drone.
Menurut pihak Komando Pusat AS (CENTCOM), sebuah serangan pada Jumat mengakibatkan kematian al-Muhajer, pemimpin ISIS di Suriah timur.
“Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh kawasan,” ujar Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM), Jenderal Michael Kurilla, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (11/7/2023).
“ISIS tetap menjadi ancaman, tidak hanya di kawasan tetapi jauh di luar,” tambahnya.
Menurut CENTCOM, tidak ada warga sipil yang tewas dalam operasi tersebut tetapi pasukan koalisi sedang “menilai laporan tentang cedera warga sipil”.
Drone yang digunakan dalam serangan itu telah diganggu oleh pesawat tempur Rusia pada hari sebelumnya.
“Serangan Jumat dilakukan oleh (drone) MQ-9 yang sama yang telah diganggu oleh pesawat Rusia dalam pertempuran yang berlangsung hampir dua jam,” kata CENTCOM.
Drone AS yang mengambil bagian dalam operasi melawan ISIS di Suriah diganggu oleh pesawat militer Rusia pada hari Kamis untuk kedua kalinya dalam 24 jam, kata seorang komandan AS saat itu.
Letnan Jenderal Angkatan Udara Alexus Grynkewich mengatakan, “pesawat menjatuhkan suar di depan drone dan terbang sangat dekat, membahayakan keselamatan semua pesawat yang terlibat”.
Dalam insiden lain pada Rabu, tiga jet Rusia menjatuhkan suar parasut di depan drone AS, memaksa mereka untuk mengambil tindakan mengelak. Grynkewich menyerukan Moskow untuk “menghentikan perilaku sembrono ini”.
Sementara dua insiden terpisah pada Rabu dan Kamis yang melibatkan pesawat tempur Rusia dan drone Reaper AS terekam dalam video.
Awal tahun ini, perselisihan diplomatik meletus sebentar ketika AS mengklaim bahwa jet Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tak berawak Reaper, senilai lebih dari USD30 juta dan dikemas dengan teknologi mata-mata AS yang sensitif, yang beroperasi di Laut Hitam.
Moskow membantah pesawat tempurnya bertanggung jawab atas pesawat tak berawak yang jatuh ke laut pada bulan Maret, tetapi rekaman yang dirilis oleh militer AS menunjukkan pesawat Rusia terlibat dalam manuver untuk menghambat jalur penerbangan pesawat tak berawak itu.
Rusia adalah sekutu utama rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Dengan dukungan Moskow dan juga Iran, Assad telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang hilang pada tahap awal konflik Suriah yang meletus pada 2011 ketika pemerintah secara brutal menekan protes pro-demokrasi.
Kantung terakhir oposisi bersenjata terhadap pemerintah Assad termasuk sebagian besar provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di utara.
Amerika Serikat memiliki sekitar 1.000 tentara yang dikerahkan di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional untuk memerangi ISIS. Kelompok teroris itu dikalahkan di Suriah pada 2019 tetapi masih mempertahankan tempat persembunyian di daerah gurun terpencil dan sering melakukan serangan.