Amerika ‘Ngambek’, Turki Bakal Aktifkan S-400 Buatan Rusia

Persenjataan7 Dilihat

JAKARTA – Turki diperkirakan bakal mengaktifkan sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia dalam beberapa pekan kedepan. Namun Washington belum menyerah rencana mengeluarkan senjata yang sangat ditakuti tersebut.

Ditulis Sputnik, Sabtu (4/4/2020), Amerika Serikat membantu Turki dengan imbalan membatalkan rencana untuk menerapkan sistem rudal anti-pesawat S-400 buatan Rusia tersebut.

Duta Besar Amerika Serikat untuk NATO, Kay Bailey Hutchison, melayangkan gagasan memberikan “paket” bantuan ke Turki. Namun tak merincikan paket yang dimaksud. 

“Kami berharap Turki tidak akan menempatkan sistem pertahanan rudal Rusia di negara mereka,” katanya.

“Itu menghalangi beberapa kemampuan yang bisa kita berikan kepada mereka untuk berperang melawan agresi Suriah,” Hutchison menambahkan.

Ia menambahkan, pihaknya ingin daerah di Idlib, tempat warga sipil yang benar-benar terjebak, mendapat perlindungan.

“Saya pikir tentara Turki setuju dengan itu. Mereka berusaha melakukannya, ” kata Hutchison.

Pihaknya berharap, Turki yang telah menjadi korban agresi Rusia-Suriah, mengeluarkan sistem pertahanan rudal yang ada di tengah-tengah Ankara, dan membiarkan memiliki kebebasan membantu sepenuhnya melindungi warga sipil tak berdosa,” kata dia.

Sebelumnya, sistem senjata Rusia S-400 yang canggih telah lama menjadi ‘duri’ di pihak ahli strategi militer AS dan NATO. Turki mendaftar untuk pengiriman empat baterai S-400 pada Desember 2017 sebagai bagian dari kesepakatan dengan nilai Rp2,5 miliar.

Baik AS dan NATO telah secara aktif menentang kesepakatan itu, mengklaim sistem tersebut tidak sesuai dengan sistem aliansi dan dapat memungkinkan Moskow untuk mendapatkan intelijen, tentang jet tempur F-35 buatan AS-sebuah argumen yang diperselisihkan oleh Ankara.

Beberapa tagihan telah diperkenalkan di Kongres di AS untuk menghukum Turki karena membeli S-400, dan Turki telah dihapus dari program F-35 Lockheed Martin.

Meskipun tekanan, senjata telah dikirim ke Turki, yang diharapkan menyebarkan perisai anti-pesawat akhir bulan ini. AS baru-baru ini memperbarui upaya untuk melihat S-400 keluar dari Turki setelah konfrontasi bersenjata di Idlib.

Ankara meminta pertemuan darurat NATO yang jarang terjadi pada akhir Februari, setelah serangan udara tentara Suriah menewaskan 33 tentara Turki. 

NATO secara terbuka mengutuk serangan udara Suriah, tetapi berhenti memberikan bantuan militer ke Turki, anggota aliansi, atau memicu mekanisme pertahanan kolektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *