GARDANASIONAL, JAKARTA – Pemerintahan Korea Utara mengutuk laporan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang menyebut Pyongyang sebagai sponsor terorisme.
Korut malah menuding balik Negeri Paman Sam itu sebagai tempat subur bagi kejahatan. Dalam pernyataan resmi yang dimuat kantor berita KCNA, Kementerian Luar Negeri Korut menanggap laporan AS itu sebagai provokasi bermuatan politik.
“Justru mereka sarang dan biang kerok terorisme,” ujar juru bicara Korut dikutip dari AFP, Selasa (5/11/2019).
Akibat tudingan tersebut, semakin memperkecil peluang perundingan nuklir bisa terus berlanjut. “Saluran dialog antara DPRK dan AS semakin menyempit karena sikap dan pendirian AS seperti itu,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS, dalam laporan tahunan yang dirilis Jumat (1/11/2019), menegaskan kembali penunjukan Korut sebagai sponsor terorisme, karena terlibat dalam pembunuhan di wilayah asing.
Pihak berwenang menduga Pyongyang terlibat dalam pembunuhan saudara tiri Kim Jong-un, Kim Jong Nam di bandara Internasional Kuala Lumpur pada 2017.
Diketahui, saat ini pembicaraan denuklirisasi antara AS dan Korut tengah mandek. Pertemuan tinggi kedua negara di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu bahkan gagal mencapai kesepakatan apa pun.
Korut juga menghentikan perundingan tingkat pejabat tinggi dengan AS di Swedia pada awal Oktober lalu. Kala itu Korut mengaku kecewa dengan kurangnya solusi baru yang ditawarkan oleh Washington.
Relasi Korut-AS semakin memburuk setelah Pyongyang melakukan serangkaian uji coba rudal balistiknya lagi. Baru-baru ini, mereka mengklaim berhasil melakukan uji coba peluncur roket ganda super besar.