SURAKARTA – Indonesia dibangun atas dasar fondasi falsafah Pancasila hasil konsensus sebagai cara pandang dan karakter bangsa. Karena itu, ideologi apapun yang bertentangan dengan Falsafah bangsa dan konsensus nasional harus tegas ditolak.
Direktur Amir Mahmud Center, Amir Mahmud, mengatakan jika ideologi secara konstitusi sudah sah, maka mereka yang menolak hendaknya dapat dikatakan sebagai pemberontak.
“Dulu ada pemberontakan DI/TII tahun 1949 dan PKI tahun 1965 yang kesemuanya juga menolak Pancasila dan disebut pemberontak,” ujarnya di Surakarta, Sabtu (3/10/2020).
Menurut dia, ada peraturan yang menyikapi hal tersebut secara tegas. Sehingga tidak bisa diberi toleransi begitu saja, harus dikenai hukum. Karena itu, harus munculkan kesadaran mewaspadai gerakan-gerakan yang anti terhadap Pancasila.
“Saat ini juga sedang digembor-gemborkan sebagian kalangan tentang NKRI bersyariah. Padahal Pancasila sendiri tidak bertentangan dengan Islam atau dengan agama” kata dia.
Terkait dengan kesaktian Pancasila, harus terus digaungkan untuk memberikan kepastian yang kuat, mengingatkan kembali bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang sah dan dilahirkan melalui konsensus bersama.
“Siapapun yang berlawanan dengan Pancasila harus berhadapan dengan proses hukum,” ujar dia.
Ia menambahkan, kesadaran wawasan hidup berbangsa dan bernegara, juga harus ditumbuh kembangkan dengan pengamalan Pancasila sebagai asas utama suatu ideologi bangsa Indonesia.
“Adapun PKI sebagai partai pun tidak bisa eksis, karena sudah dibubarkan melalui TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme,” kata dia.
TAP MPRS tersebut lahir sebagai upaya mengingatkan pentingnya ideologi Pancasila yang pernah hendak diganti oleh komunisme. Sehingga bangsa Indonesia memperingatinya dengan hari Kesaktian Pancasila.
“Yang perlu saya ingatkan, ideologi itu tidak pernah mati. Oleh karena itu, Pancasila harus di sosialisasikan dan di perkuatkan melaui bentuk pendidikan,” kata Amir.
Dirinya optimis, PKI tidak akan bisa eksis atau hidup kembali, sebab jika bangkit maka harus berlawanan dengan kekuatan TNI.