BAGHDAD – Serangan rudal Amerika Serikat (AS) di Bandara Baghdad pada Kamis (2/1/2019) menyebabkan tujuh orang meningal dunia. Salah satunya seorang jenderal Iran yang menjabat sebagai kepala Pasukan Quds Elit negara itu. Hal tersebut membuat situasi keamanan di Ibu Kota negara memburuk.
Menurut televisi Irak dan para pejabat di negara itu, jenderal Iran yang tewas bernama Jenderal Qassim Soleimani bersama dengan Abu Mahdi al-Muhandis, yang bekerja sebagai wakil komandan milisi yang didukung Iran yang beroperasi di Irak.
Security Media Cell Irak, yang merilis informasi mengenai keamanan Irak, mengatakan tiga roket Katyusha menghantam bandara, mendarat di dekat aula kargo.
“Dua mobil dibakar dan sejumlah orang terluka,” kata kelompok itu dalam sebuah tweet seperti ditulis The Hill, Jumat (3/1/2020).
Dirilis New York Post, setidaknya ada tiga roket yang diluncurkan dan menghantam bandara di dekat terminal kargo. Bahkan hampir sebulan, sudah ada empat roket yang dilesatkan mengenai satu pangkalan militer di dekat bandara tersebut.
Diketahui, bentrokan tersebut dipicu oleh serangan udara AS selama akhir pekan di Irak dan Suriah, terhadap milisi Kataib Hezbollah yang didukung Iran. Serangan itu menewaskan sebanyak 25 pejuang.
Menurut militer Amerika, serangan itu sebagai balasan atas serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok milisi yang sama beberapa waktu lalu. Dimana menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai empat anggota layanan A.S.
Atas kejadian itu, Presiden AS, Donal Trump melalui akun Twetternya menuduh Iran. “Iran membunuh seorang kontraktor Amerika, melukai banyak orang. Kami sangat merespons, dan akan selalu. Sekarang Iran mengatur serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh,” Presiden Trump mentweet.
“Selain itu, kami berharap Irak menggunakan pasukannya untuk melindungi Kedutaan Besar, dan karenanya diberitahukan!”