MALANG – Terbukanya ruang komunikasi di sosial media, memudahkan proses penyebarluasan paham intoleransi dan radikalisme. Karena itu, perlu upaya meningkatkan daya tahan masyarakat khususnya mahasiswa di lingkungan kampus sebagai generasi yang akrab dengan dunia maya.
Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat acara Silaturahmi Kebangsaan dengan melakuan Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Perguruan Tinggi di Universitas Brawijaya (Unbraw) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Rabu (6/7).
“Anak muda perlu kita arahkan, kita ingatkan, dan kita bimbing agar tidak mudah menjadi bagian dari penyebarluasan paham-paham tersebut,” ujarnya.
Diharapkan generasi muda khususnya mahasiswa, mampu mengambil bagian dalam upaya kontra narasi, dari paham yang mengarah pada berkembangnya bibit intoleransi dan radikalisme yang berbahaya bagi keutuhan NKRI.
Tidak hanya itu, dirinya juga menyebut banyak hal yang bisa dikolaborasikan serta disinergikan dengan institusi kampus, mengingat persebaran paham radikal terorisme di lingkungan perguruan tinggi sangat memprihatinkan.
Baca Lagi: Waduh! Indonesia Urutan 24 dari 162 Negara atas Potensi Ancaman Terorisme
“Kita angkat narasi wawasan kebangsaan kepada para peserta didik, menggelar program dialog dengan program warung NKRI yang sudah kita bentuk serta pembekalan wawasan kepada mahasiswa baru,” kata dia.
Tri Darma Perguruan Tinggi, Cara Tepat Minimalisir Radikal Terorisme
Sementera Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, mengatakan dirinya telah banyak berdiskusi terkait rencana program dan kerjasama yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir masuknya paham radikalisme dan terorisme ke lingkungan kampus.
“Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Tadi sudah kita bahas banyak soal Pendidikan untuk mengedukasi generasi muda kita untuk makin mencintai bangsa dan negaranya,” katanya.
Kemudian, cara pencegahan lainnya yakni dengan menyiapkan unit aktivitas atau kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme misalanya dalam bidang bisnis, dan sebagainya.
Disamping itu, melalui pembentukan mindset mahasiswa dengan banyak membangun narasi dan pola pikir inklusif, toleran sebagaimana cita-cita Universitas Brawijaya untuk menjadi World Class University.
“Tidak hanya itu Universitas Brawijaya dan BNPT juga mendorong kerja sama melakukan penelitian melalui program Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dalam hal pengabdian masyarakat,” kata dia.
Cegah Radikalisme di Kampus dengan Bentuk Kelembagaan
Senada, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Fauzan, menilai kehadiran Kepala BNPT beserta jajaran justru memberikan penguatan terhadap upaya yang telah dilakukan, guna mengantisipasi serta meminimalisasi terjadinya intoleransi dan radikalisme di lingkungan kampus, melalui serangkaian program dan pembentukan kelembagaan.
“Kehadiran Kepala BNPT ini memberikan penguatan terhadap apa yang selama ini Universitas Muhammadiyah Malang lakukan,” ujarnya.
“Secara riil telah kita lakukan berbagai kegiatan salah satunya ‘Festival Kebangsaan’ sehingga tahapannya sudah bukan himbauan lagi namun telah kita lakukan sampai ke praktek-praktek. Jadi ini sangat klop,” lanjut dia.
1 komentar