Begini Reaksi Kapolri Soal Permintaan Maaf Grup Band Sukatani

Nasional883 Dilihat

JAKARTA – Dalam dunia musik, kritik sering kali menjadi refleksi dari realitas sosial. Hal ini juga terjadi ketika band punk asal Purbalingga, Sukatani, mengeluarkan lagu berjudul “Bayar Bayar Bayar”.

Lirik lagu tersebut menyentil oknum polisi, yang menyiratkan praktik korupsi, seperti “mau bikin SIM, bayar polisi”. Lagu ini viral, namun berujung pada permintaan maaf mereka kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

Jenderal Pol. Listyo dengan tegas menanggapi permintaan maaf tersebut. “Tidak ada masalah. Mungkin ada miskomunikasi, tetapi sudah diluruskan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Polri tidak alergi terhadap kritik. Sebaliknya, kritik dianggap sebagai masukan yang perlu dievaluasi untuk perbaikan institusi.

Jenderal Listyo menekankan pentingnya legawa dalam menerima kritik. “Kritik itu jadi pemantik bagi kami untuk melakukan perbaikan,” tambahnya.

Ini adalah sinyal positif, bahwa kepolisian berupaya untuk lebih transparan dan akuntabel.

Baca Juga: Komitmen BNPT Mempertahankan Zero Terrorist Attack

Jenderal Listyo juga menegaskan, tindakan tegas akan diambil terhadap anggota yang melanggar etika, sekaligus memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.

Ia menunjukkan, dialog lebih penting daripada konfrontasi. “Kami akan terus berbenah untuk melakukan perbaikan,” ujarnya.

Hal tersebut merupakan langkah maju yang harus diapresiasi, di mana kepolisian mendengarkan aspirasi masyarakat, terutama di tengah sorotan tajam terhadap integritas penegak hukum.

Sebelumnya, permintaan maaf dari Sukatani ditanggapi dengan sikap profesional. Alectroguy, salah satu personel band, mengungkapkan penyesalan mereka dan mengimbau pendengar untuk menarik lagu dari platform media sosial.

“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri atas lagu kami,” ujarnya.

Seiring dengan kritik yang terus mengalir, penting bagi Polri untuk mengedepankan transparansi dan kejujuran. Cara tersebut, tidak hanya akan memperbaiki citra institusi, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat.

Dengan adanya pengakuan dan permohonan maaf dari Sukatani, hal ini diharapkan menjadi jembatan untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara masyarakat dan institusi.

Komitmen untuk memperbaiki diri harus menjadi prioritas, dan kritik dari masyarakat adalah bagian penting dari proses itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar