JAKARTA – Usai perisitiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan pihaknya akan evaluasi secara menyeluruh, hubungan antar-pemangku kepentingan.
“Apa yang terjadi ini adalah sesuatu yang tentunya sebuah keniscayaan dalam sebuah kelompok ideologis, karena kalau dilihat dari sejarahnya dia (Pelaku) adalah salah satu pembuat bom rakitan di Cicendo 2016 lalu,” ujarnya dalam pernyataan pers akhir tahun BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/12/2022).
“Jadi, terhadap peristiwa ini (bom bunuh diri Polsek Astana Anyar) tentu menjadi bagian yang kita evaluasi, kita koreksi di mana letak kekurangan kerja sama kita di antara stakeholder,” tambahnya.
Pihaknya juga bakal menggandeng berbagai instansi pemerintahan daerah guna terus memantau aktifitas mantan napi terorisme (Napiter) yang kembali di lingkungan masyarakat.
“Sistem pemantauan terhadap napiter nanti, kita akan mengajak unsur-unsur pemerintah daerah, aparat-aparat satuan kewilayahan seperti Polres, Kodim, di polres ada Babinsa, Babinkamtibmas,” katanya.
“Ini akan menjadi yang kita berikan tembusan, sehingga keberadaan keberadaan orang orang-orang ini di setiap desa di setiap daerah, bisa dipantau bersama-sama,” sambungnya.
Tak hanya itu, BNPT bakal memberi evaluasi atau semacam peningkatan kewaspadaan khusus terhadap calon-calon teroris yang masuk dalam kategori ‘merah’.
Sekadar diketahui, dalam bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pagi, menewaskan dua orang yakni pelaku Agus Sujatno (34 thn) dan seorang polisi bernama Aiptu Sofyan Didu. Sementara tujuh polisi lain mengalami luka-luka.