JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) angkat bicara atas ditemukannya KTP warga Mojokerto bernama Syamsul Hadi Anwar setelah kelompok Houthi menggerebek persembunyian teroris di Al Bayda, Yaman, seperti video yang kini viral.
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, membenarkan Syamsul Hadi merupakan salah satu orang dari kelompok Ibnu Mas’ud. Bahkan penyerangan Houthi disebut merupakan klaim dari tentara Pemerintah Yaman, bahwa telah menyerang kelompok yang berbasis Al Qaeda dan ISIS pada pertengahan Agustus di Bayda, Yaman.
“Syamsul Hadi alias Abu Hatim Al Sundawy Al Indonesia ini, orang Ibnu Mas’ud. Termasuk tokoh penting di Suriah,” katanya di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Boy menambahkan, akibat kekalahan ISIS di Suriah dan Irak, menyebabkan sejumlah ‘fighters’ ekspansi alias pindah lokasi. Karenanya munculnya uang rupiah dan KTP warga Indonesia dalam video viral penggerebekan.
“Ini menandakan bahwa Foreign Terrorist Fighters (FTF) telah melakukan perpindahan tempat. Perpindahan tempat ini disebabkan kekalahan ISIS di Suriah dan Irak,” ujarnya.
Dalam menyikapi relokasi para FTF ini, Boy mengatakan, Indonesia sudah mempunyai sejumlah strategi. Hal itu juga diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Perpindahan FTF baik yang disebut sebagai ‘returnees’ dan ‘relocators’, lanjutnya, perlu diperkuat kerja sama internasional melalui ‘border control’ – data Interpol 24/7 menjadi penting untuk mengidentifikasi individu-individu yang terlibat sebagai FTF.
“Kita telah memiliki strategi PRR (prosecution, rehabilitation, and reintegration) yang efektif dalam menghadapi FTF returnees dan relocators,” kata dia.
“Kalau untuk Indonesia justru UU No 5/2018 dibentuk untuk menghadapi returnees (asal Indonesia), contoh ada pasal 12 (b) dan ada terkait pasal mengenai deradikalisasi (malah PP No.77/2019 – menyebut soal individu/kelompok yg berjuang di luar negeri). Indonesia memiliki lengkap dalam strategi PRR-nya,” Boy menambahkan.