JAKARTA – Khilafatul Muslimin terbukti tidak terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Meski begitu, kelompok tersebut memiliki sebaran cabang sangat besar yaitu setidaknya ada 23 kantor wilayah dan tiga daulah di Jawa, Sumatera, dan Indonesia bagian Timur.
Demikian dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, di Jakarta, Rabu (8/6).
Diketahui pada Selasa (7/6), pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja telah ditangkap aparat kepolisian di Lampung.
Baca Lagi: Kebijakan Menteri Luhut Diprotes, Ini Masalahnya
“Pola penyebaran ideologi Khilafah yang dilakukan Khilafatul Muslimin jelas bertentangan dengan ideologi bangsa, Pancasila. Ideologi itu mereka sebarkan dengan berbagai cara antara lain berkedok pengajian atau dakwah, melalui kampanye terbuka seperti konvoi, penyebaran bulletin yang rutin setiap bulanan dan melalui internet,” ujarnya.
Nurwakhid menambahkan, Abdul Qadir Baraja sudah dua kali ditangkap dan dihukum dengan keterlibatannya di jaringan terorisme. Pertama pada Januari 1979 terkait teror Warman. Kedua, ditahan atas kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985.
“Sekali lagi persoalan ideologi tidak bisa dipatahkan dengan jeruji besi, tapi butuh transformasi menuju ideologi alternatif,” kata dia.
“Baraja adalah ideolog dari sejak zaman NII, MMI hingga KM yang tentu tidak sekadar dihukum tetapi membutuhkan proses dialog, deradikalisasi dan pembinaan ideologi. Itu pun akan terasa sangat sulit jika sasarannya adalah tokoh dan ideolognya,” lanjutnya.
Keberadaan orang-orang seperti Baraja dengan Khilafatul Muslimin-nya, lanjut Nurwakhid, akibat ada kekosongan pimpinan di kalangan kelompok masyarakat yang mendambakan khilafah. Kalau HTI dianggap masih memperjuangkan khilafah atau kelompok radikal lainnya masih memperjuangkan.
“Baraja mengklaim sebagai khalifah sebagaimana Abu Bakar Al-Badgdadi mengklaim mempunyai teritori khilafah di Irak-Suriah dan mendeklrasikan diri sebagai khalifah. Efeknya adalah tersedotnya magnet kelompok-kelompok radikal di berbagai negara untuk hijrah ke Irak-Suriah. Begitu pula klaim khalifah Baraja mempunyai magnet besar bagi masyarakat yang sudah tercemari dengan ideologi khilafah,” katanya.
Nurwakhid menambahkan, sasaran kelompok-kelompok seperti Khilafatul Muslimin adalah masyarakat yang skeptis pada pemerintah.
“Bukan hanya mereka yang skeptis terhadap pemerintah yang menjadi rentan terpengaruh ide-ide khilafah dan propaganda teroris, tetapi mereka yang masih memiliki imajinasi tentang khilafah dengan pemahaman keagamaan yang dangkal sangat rentan direkrut teroris,” ujarnya.
2 komentar