JAKARTA – Dai-dai muda milenial diminta untuk ikut berkontribusi menyebarkan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Hal tersebut seiring dengan masih maraknya penyebaran paham radikal negatif, yang disebarkan oleh kelompok yang tak bertanggung jawab, sehingga dapat berujung pada aksi terorisme.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, MH, usai menerima audiensi Pengurus Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir-Hadis Indonesia (FKMTHI), di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
“Sekarang ini perlu orang-orang (dai-dai milenial) seusianya, yang bisa memberikan pencerahan kepada generasi muda. Kalaupun menafsirkan agama, ya agama yang benar. Tidak ada hal-hal yang tidak baik untuk dimainkan,” ujarnya.
Generasi muda selama ini masih menjadi sasaran brainwashing dari kelompok-kelompok radikal terorisme. Sebab para milenial dengan emosinya yang masih labil kerap mencari jati diri.
Ia berjanji bakal memfasilitasi FKMTHI untuk dapat beraudiensi dengan Kementerian Agama. Sehingga bisa ikut memberdayakan FKMTHI yang ada di 17 provinsi. Hal tersebut diperlukan untuk mempengaruhi dan membuat masyarakat khususnya para generasi muda betul-betul punya resilience dan imunitas dalam menghadapi dinamika global.
“Diharapkan bangsa ini memiliki dai-dai muda yang betul-betul memiliki wawasan nasional,” katanya.
Kementerian Agama, lanjut Suhardi, memiliki program untuk memproduksi, menciptakan, dan menyiapkan banyak dai-dai hingga ratusan ribu. “Tentunya akan lebih bermanfaat. Karena mereka (dai muda) sekarang ini dalam kondisi posisi-posisi usia yang betul-betul sangat dibutuhkan, memberikan pemahaman seusia mereka,” ujar dia.
Oleh sebab itu, Suhardi memerintahkan kepada Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, agar FKMTHI yang ada di 17 provinsi dapat diberdayakan sebagai narasumber di semua kegiatan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang ada di 32 Provinsi di Indonesia.
“Dan nanti mereka ini juga akan kita koneksikan dengan Duta-duta Damai yang dimiliki BNPT. Sehingga mereka bisa berperan bukan saja secara online, tetapi juga secara offline,” kata Suhardi.
Sementara Ketua FKMTHI, Achmad Sayuthi, mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih bisa melakukan audiensi dengan jajaran BNPT. Pihaknya berharap dapat turut serta bersinergi dengan BNPT.
“Tentunya kami akan ikut serta untuk membantu mengkampanyekan pesan-pesan damai,” katanya.
Menurut Sayuthi, bila kelompok radikal teroris menyebarkan pesan-pesan kekerasan, maka pihaknya membawa pesan damai. “Kalau mereka pakai hadis-hadis yang kiras, maka kita pakai hadis-hadis yang damai,” ujar dia.
Ia mengaku telah mendapat arahan dari Pembina FKMTHI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Narasuddin Umar untuk segera mengambil alih orang-orang yang sudah ‘membajak’ Al Quran selama ini.
“Untuk kita sama-sama memberikan pemahaman yang moderat. Karena memang tidak ada perintah di dalam agama Islam untuk selalu melakukan kekerasan ataupun aksi-aksi terorisme. Karena Islam mengajarkan kedamaian,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut Kepala BNPT didampingi Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli.