BNPT: Masyarakat Suku Baduy Mayoritas Belum Terpapar Paham Radikal Terorisme

Nasional3 Dilihat

LEBAK – Sebagai upaya pencegahan paham radikal terorisme bagi masyarakat Baduy, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengandeng Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (Yasmui), PT. Noor Annisa Kemical (NAK),  Mitsubishi Pajero Club Indonesia (MPCI), dan MNC Peduli mengunjungi suku Baduy dalam dan Baduy luar yang berada di Bojong Menteng, Kabupaten Lebak, Banten.

Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid, mengatakan kegiatan silaturahmi kebangsaan dan bakti sosial di wilayah Baduy, merupakan bentuk kemitraan antara BNPT dan pihak terkait sebagai upaya membangun harmoni bangsa.

“Ini bagian dari kemitraan di dalam membangun harmoni bangsa dengan para mitra, bahwa Suku Baduy dan seluruh suku yang ada di Indonesia yang berjumlah lebih dari 1200 suku, tentunya sangat majemuk, sangat heterogen, sangat kaya ini harus kita persatukan dengan membangun harmonisasinya yang melibatkan segenap elemen masyarakat bangsa,” ujarnya di Jakarta, seperti dirilis BNPT, Senin (20/9/2021).

Ia menjelaskan, tugas BNPT adalah melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat yang belum terpapar ideologi tersebut. Oleh karena itu, selayaknya lembaga yang dipimpin Komjen Pol Boy Rafli Amar tersebut memberikan vaksinasi ideologi kepada masyarakat suku Baduy tentang bahayanya paham radikal terorisme.

“Masyarakat suku Baduy mayoritas belum terpapar paham radikal, Itu sebabnya kami memberikan vaksinasi ideologi melalui pendekatan wawasan kebangsaan, nilai agama, termasuk pendekatan ekonomi, seni dan budaya,” kata dia.

Nurwakhid berharap, seluruh masyarakat elemen bangsa dan negara membangun harmoni demi menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.  

Menurut dia, penanggulangan radikalisme dan terorisme yakni dengan mengedepankan aspek pencegahan, dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Karena itu, tidak hanya pendekatan hukum semata, tetapi juga melalui pendekatan ekonomi dan sosial.

“Termasuk silaturahmi sekarang ini yang mana ada pengobatan gratis, membangunkan sarana ibadah. Semuanya untuk membangun moderasi bebangsa dan beragama, sehingga terwujud harmonisasi bangsa Indonesia,” katanya.

Ia menjelaskan, suku Baduy adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, bahkan sangat konsisten di dalam menjaga keseimbangan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.

Silaturahmi kebagsaan, menurutnya adalah pendekatan spiritualitas,  karena radikalise dan terorisme yang mengatasnamakan apapun, terutama yang mengatasnamakan agama adalah cermin dari kritis spiritualitas dalam beragama.

Karena itu, pendekatan soft atau pencegahan disamping melakukan pendekatan aspek lainnya sepeerti ekonomi, seni, budaya , kesejahteraan, dan  lainnya juga merupakan pendekatan spiritualitas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Yasmui, Arius Karman, mengaku selama ini telah  memfasilitasi masyarakat suku Baduy melakukan pengobatan gratis, pemeriksaan ibu hamil,  penanaman pohon, dan juga keterampilan umum sebagai upaya pengembangan UMKM bagi masyarakat.

“Kegiatan seperti ini sudah sering kami laksanakan di Baduy. Sekarang kami sangat senang, karena BNPT juga turut hadir dalam upaya memperhatiakan masyarakat suku Baduy,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *